JAKARTA - Pemerintah setujui permohonan tambahan beras sebanyak 10.000 ton yang diajukan oleh Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem) untuk kebutuhan masyarakat Aceh yang terdampak banjir dan longsor.
Permohonan tersebut muncul di tengah upaya Pemprov Aceh menangani dampak bencana yang telah menyebabkan korban jiwa dan merusak infrastruktur pertanian.
Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Kabapanas) Andi Amran Sulaiman bilang persetujuan ini diberikan sebagai bagian dari respons cepat pemerintah pusat terhadap situasi darurat di wilayah Sumatera.
Lebih lanjut, Amran bilang beras tersebut merupakan alokasi khusus untuk mendukung pemulihan pascabencana. Bahkan, Amran bilang pihaknya menyiapkan tiga kali lipat lebih tinggi dari permintaan Gubernur Aceh.
“Alhamdulillah, atas nama Pemerintah Pusat kami menyetujui permohonan 10.000 ton beras dari Pak Gubernur Mualem untuk Aceh,” ujar Amran dalam keterangan resmi, Selasa, 9 Desember.
Amran bilang stok beras nasional yang dikuasai Perum Bulog tercatat sebesar 3,68 juta ton per 8 Desember 2025. Kata dia, jumlah ini merupakan rekor tertinggi dalam satu dekade terakhir dan jauh di atas rata-rata stok akhir tahun biasanya yang berkisar 1,2 hingga 1,5 juta ton.
“Dengan stok 3,68 juta ton, kita punya cadangan tiga kali lipat dari kebutuhan bulanan nasional. Jadi permohonan 10.000 ton ini sangat kecil dibandingkan stok kita. Aceh akan kami pastikan tercukupi, dan seluruh Indonesia tetap aman hingga panen raya Maret–April 2026,” ucapnya.
Amran bilang penyaluran 10.000 ton beras tersebut akan segera dilakukan oleh Perum Bulog Divre Aceh dalam minggu ini melalui mekanisme bantuan pangan dan stabilisasi pasokan harga (SPHP) agar tepat sasaran dan harga beras di Aceh tetap terjangkau.
Bantuan ini melengkapi alokasi awal 10.614 ton beras untuk Aceh sebagai bagian dari program darurat nasional untuk tiga provinsi Sumatera (Aceh, Sumut, Sumbar) senilai total 34.000 ton beras.
Sebelumnya, pada Rapat Terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto di Posko TNI AU Sultan Iskandar Muda pada 7 Desember 2025, Gubernur Aceh telah memaparkan kebutuhan mendesak stabilisasi harga sembako, termasuk beras, air bersih, dan elpiji.
Kemudian, kunjungan Presiden ke Aceh dua kali berturut-turut (7 hingga 8 Desember 2025) menjadi momentum koordinasi pusat-daerah yang mempercepat alokasi bantuan.
Sementara itu, Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem menyampaikan ucapan terima kasih atas respons cepat Pemerintah Pusat, khususnya Presiden Prabowo dan Mentan Amran. Saat mengantar kepulangan Presiden dari Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda pada Senin 8 Desember 2025.
“Atas perhatian yang diberikan Presiden, kami mengucapkan terima kasih. Kehadiran beliau memberi semangat bagi masyarakat dan pemerintah daerah untuk mempercepat penanganan di lapangan,” ujar Mualem.



:strip_icc()/kly-media-production/medias/5456501/original/060848400_1766893677-130-warga-binaan-dipindahkan-ke-Nusakambangan.jpeg)