EtIndonesia. Kamboja pada hari Jumat (26/12) menuduh Thailand meningkatkan serangan di daerah perbatasan yang disengketakan, bahkan ketika para pejabat dari kedua belah pihak duduk bersama untuk pertemuan beberapa hari guna mencoba menghentikan kekerasan.
Konflik perbatasan yang telah berlangsung lama antara kedua negara tetangga ini kembali berkobar bulan ini, melanggar gencatan senjata sebelumnya. Angka resmi menyebutkan jumlah korban tewas lebih dari 40 orang, dengan hampir satu juta orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka.
Para pejabat Kamboja dan Thailand berada di hari ketiga pembicaraan mereka di pos pemeriksaan perbatasan pada hari Jumat, dengan menteri pertahanan dari kedua negara dijadwalkan bertemu pada hari Sabtu.
Namun, Kementerian Pertahanan Kamboja mengatakan militer Thailand melakukan pemboman berat di daerah perbatasan yang disengketakan di Provinsi Banteay Meanchey pada Jumat pagi.
Apa yang dikatakan Kamboja?
“Dari pukul 06.08 hingga 07.15, militer Thailand mengerahkan jet tempur F-16 untuk menjatuhkan sebanyak 40 bom, untuk mengintensifkan pemboman di daerah desa Chok Chey,” demikian pernyataan tersebut.
Media Thailand melaporkan pada hari Jumat bahwa pasukan Kamboja telah melancarkan serangan besar-besaran semalam di sepanjang perbatasan di Provinsi Sa Kaeo, di mana beberapa rumah rusak akibat penembakan.
Kedua negara saling menyalahkan atas pemicu pertempuran baru ini, yang telah menyebar ke hampir setiap provinsi di sepanjang perbatasan mereka.
Kedua negara juga mengklaim telah bertindak untuk membela diri dan menuduh negara lain menyerang warga sipil.
Gencatan senjata yang rapuh
Amerika Serikat, Tiongkok, dan Malaysia menengahi gencatan senjata untuk mengakhiri bentrokan mematikan selama lima hari pada bulan Juli, tetapi gencatan senjata itu berumur pendek.
Sebelumnya pada hari Jumat, Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet mengatakan di Facebook bahwa dia telah berbicara melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio dan keduanya membahas “cara untuk mengamankan gencatan senjata di sepanjang perbatasan Kamboja-Thailand”.
Konflik tersebut berakar dari sengketa teritorial terkait penetapan batas wilayah sepanjang 800 kilometer (500 mil) pada era kolonial dan sejumlah reruntuhan kuil yang terletak di sana.(yn)



