Gubernur Sumsel menegaskan keseriusannya menindak persoalan kerusakan jalan lintas Sekayu–Muara Beliti yang selama ini dikeluhkan masyarakat. Gubernur Sumsel Herman Deru turun langsung ke lapangan untuk memastikan kondisi jalan sekaligus menyampaikan langkah penanganan jangka panjang.
Dari total panjang ruas sekitar 115 kilometer, hampir separuh jalur mengalami kerusakan di sejumlah titik. Kondisi ini dinilai tidak hanya mengganggu kelancaran arus lalu lintas, tetapi juga membahayakan keselamatan pengguna jalan.
Herman Deru menyatakan bahwa secara teknis konstruksi jalan tersebut telah memenuhi standar. Namun, beban berlebih kendaraan angkutan menjadi faktor utama yang mempercepat kerusakan.
“Masalah utamanya bukan di konstruksi, tetapi pada kendaraan yang membawa muatan jauh di atas kapasitas. Jalan mana pun tidak akan bertahan jika dilintasi truk ODOL setiap hari,” ujar Deru, Jumat (26/12/2025).
Ia menegaskan, praktik kendaraan over dimension over load (ODOL) harus menjadi perhatian bersama. Menurutnya, tanpa pengawasan yang konsisten, perbaikan jalan akan kembali rusak dalam waktu singkat.
Terkait penanganan fisik, Deru memastikan Kementerian Pekerjaan Umum telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp170 miliar untuk perbaikan dan pemeliharaan ruas Sekayu–Muara Beliti selama tiga tahun ke depan. Proses tender telah rampung dan pelaksanaan tinggal menunggu penerbitan surat perintah kerja (SPK).
“Kontraktornya sudah ditetapkan. Begitu administrasi selesai, pekerjaan bisa langsung dimulai,” katanya.
Deru optimistis proyek perbaikan dapat berjalan mulai awal 2026. Pemprov Sumsel, kata dia, juga akan terlibat aktif dalam pengawasan agar pekerjaan sesuai spesifikasi dan tidak molor dari jadwal.
Sambil menunggu dimulainya pengerjaan, masyarakat diimbau memanfaatkan jalur alternatif Musi Rawas–PALI yang kondisinya relatif lebih baik untuk mengurangi risiko kecelakaan.
Peninjauan lapangan tersebut juga dilakukan sebagai respons atas keluhan warga yang ramai disuarakan melalui media sosial. Deru menilai kritik publik sebagai bentuk kepedulian yang perlu dihargai.
“Viral itu wajar. Itu tanda masyarakat peduli. Tapi mari kita sampaikan juga penyebabnya agar solusinya bisa menyeluruh,” ujarnya.
Ia pun mengajak masyarakat ikut berperan menjaga infrastruktur dengan melaporkan aktivitas kendaraan ODOL yang melintas, sehingga penanganan jalan tidak hanya bersifat tambal sulam, tetapi berkelanjutan.




