Bisnis.com, MANGUPURA — Emiten minuman beralkohol PT Lovina Beach Brewery Tbk (STRK) memulai kerja sama dengan perusahaan minuman yang bermarkas di Singapura, Coco Bali PTE LTD, dalam mengembangkan tiga merek minuman baru yang difokuskan untuk pasar ekspor.
Keduanya mengembangkan tiga merek yang di antaranya produk ready-to-drink (RTD) Coco Balk, serta dua premium spirit, Clarissa Liqueur dan Libarron Whisky.
Direktur Utama PT Lovina Beach Brewery Tbk. Bona Budhisurya menjelaskan seluruh produk yang dilahirkan di Bali dan dikembangkan di Singapura didesain untuk merambah potensi pasar secara global. salah satu negara yang ditarget untuk ekspor adalah Jepang, kemudian akan melebar China, Hong Kong, Macau, kemudian ke Amerika, Meksiko dan Eropa.
“Market luar negeri besar sekali (potensinya), Jepang sudah tanda tangan, kemudian tadi ada datang dari Amerika, Meksiko dan Eropa,” jelas Bona kepada media, Sabtu (27/12/2025).
Produk perdana yang disiapkan untuk pasar ready-to-drink (RTD) adalah Coco Bali. Kehadirannya untuk merespons pasar minuman RTD yang menunjukkan tren positif di seluruh dunia. Menurutnya pasar RTD pada tahun 2024 mencapai US$766,69 miliar dengan pangsa pasar di wilayah Asia Pasifik mencapai 35,67%. Angka ini diprediksi akan terus bertumbuh signifikan.
Kolaborasi keduanya juga ditujukan untuk membidik pasar Asia Pasifik, utamanya Indonesia yang pada tahap awal memperkenalkan tiga brand sekaligus.
Baca Juga
- Lovina Beach (STRK) dan Naoyoshi Bentuk JV, Bidik Ekspansi ke Pasar Jepang
- Asset Whale Borong 15% Saham, Lovina (STRK) Perluas Pasar Global
- Lovina (STRK) Kejar Pertumbuhan Pendapatan, Siapkan Produk Baru
“Industri makanan dan minuman Indonesia adalah salah satu sektor besar dalam perekonomian dan diperkirakan terus tumbuh. Urbanisasi dan gaya hidup yang semakin cepat mendorong permintaan produk praktis seperti minuman RTD. Kesadaran akan kesehatan juga meningkat sehingga konsumen cenderung memilih minuman rendah gula, varian natural atau organik, atau minuman fungsional atau health oriented,” ujar Bona.
Di tengah peluang tersebut, Bona menyebut pihaknya juga akan menghadapi tantangan dalam membangun persepsi rasa di pasar. Sebagian besar konsumen RTD di Indonesia telah terbiasa dengan profil rasa yang manis, sehingga diperlukan upaya komunikasi yang konsisten untuk memperkenalkan pengalaman rasa yang lebih clean, seimbang, dan menyegarkan sebagai nilai tambah.
Sementara itu, Dennis Chua, Director of Coco Bali PTE LTD menjelaskan kerjasama dengan PT Lovina Beach Brewery bukan sekadar proyek jangka pendek. Langkah strategis ini menjadi bagian dari strategi besar untuk membawa minuman lokal Bali ke kelas dunia, sekaligus memperkuat industry craft Indonesia.
“Bagi para investor, Coco Bali tidak sekadar merepresentasikan penjualan minuman. Brand ini dibangun sebagai lifestyle brand berbasis kekayaan intelektual, dengan daya ingat emosional yang kuat, otentisitas budaya, serta potensi lisensi global. Fokus kami adalah membangun merek yang nilainya terus bertumbuh secara berkelanjutan dari waktu ke waktu, bukan yang bergantung pada volume penjualan berbasis diskon,” kata Dennis.




