Jakarta, VIVA – Nilai tukar mata uang menjadi perhatian dunia karena mencerminkan kekuatan fundamental ekonomi suatu negara. Di tengah dominasi dolar Amerika Serikat (AS) sebagai mata uang paling banyak diperdagangkan di dunia, meskipun mata uang negara Paman Sam ini bukan yang terkuat di dunia.
Seiring naik-turunnya kurs terhadap dolar AS, sejumlah negara menghadapi tekanan berat pada nilai tukarnya. Bahkan, butuhkan puluhan ribu unit mata uang lokal untuk menukar dengan 1 dolar AS.
Dikutip pada Minggu, 28 Desember 2025, Forbes merangkum daftar sepuluh mata uang terlemah di dunia berdasarkan data nilai tukar per 1 Desember 2025. Penilain ini diukur dari jumlah unit yang diperlukan untuk memperoleh US$1.
Beberapa negara di kawasan Asia Tenggara masuk dalam daftar ini, termasuk Indonesia menempati posisi kelima. Scroll ke bawah untuk informasi lengkapnya!
- Freepik
1. Pound Lebanon (LBP)
Pound Lebanon menjadi mata uang terlemah di dunia saat ini. Nilainya hanya sekitar US$0,000011 per LBP atau setara 89.556 LBP per dolar AS. Tekanan ekonomi berkepanjangan, inflasi tinggi, krisis perbankan, serta instabilitas politik membuat nilai tukar mata uang Lebanon terpuruk dalam beberapa tahun terakhir.
2. Rial Iran (IRR)
Di posisi kedua adalah Rial Iran bernilai US$0,000024, yang berarti US$1 setara 42.112 rial. Sanksi ekonomi internasional, keterbatasan akses perdagangan global, serta tekanan geopolitik terus membebani stabilitas mata uang negara pengekspor minyak ini.
3. Dong Vietnam (VND)
- movetoasia
Dong Vietnam menempati peringkat ketiga dengan nilai tukar US$0,000038, atau sekitar 26.345 dong per dolar AS. Perlambatan ekspor dan dampak kebijakan moneter global, khususnya suku bunga tinggi di Amerika Serikat, menjadi faktor utama pelemahan mata uang Vietnam.
4. Kip Laos (LAK)
Kip Laos berada di posisi keempat dengan nilai US$0,000046 per unit. Kondisi ekonomi Laos yang dibebani utang luar negeri, pertumbuhan ekonomi lambat, dan inflasi tinggi turut menekan nilai tukar mata uang negara tersebut.
5. Rupiah Indonesia (IDR)
- istockphoto.com
Indonesia menempati peringkat kelima dengan nilai Rupiah sekitar US$0,00006 atau setara Rp16.719 per dolar AS. Tekanan inflasi global, kekhawatiran resesi, serta volatilitas pasar keuangan internasional menjadi faktor yang memengaruhi pergerakan rupiah meski dari sisi pendapatan domestik bruto (PDB) meenjadi ekonomi terbesar di Asia Tenggara.





