Perubahan Dunia Kerja 2025: AI Meluas, Risiko PHK Meningkat, Karier Pekerja Tertekan

kompas.id
8 jam lalu
Cover Berita

Dunia kerja berubah secara dramatis sepanjang 2025 di tengah adopsi akal imitasi yang cepat dan ketidakpastian ekonomi serta kebijakan politik. 

Berdasarkan umpan balik dari komunitas pembacanya secara global, Harvard Business Review dalam artikel pada 23 Desember 2025 menyebut ada tiga tema perubahan yang mewarnai dunia kerja sepanjang 2025. 

Pertama, teknologi akal imitasi (artificial intelligence/AI) semakin terintegrasi secara luas ke dalam pekerjaan sehari-hari. Teknologi AI dirasa mampu meningkatkan produktivitas dan mendukung tugas-tugas rutin. Di sisi lain, masih banyak pekerja kesulitan menggunakan teknologi AI. 

Baca JugaAdopsi AI, Strategi Mutakhir Perusahaan Perkuat Keamanan Siber

Kemunculan adopsi AI di organisasi perusahaan membuat sebagian pekerja takut ketinggalan. Konten yang diproduksi AI memang masih ada yang berkualitas rendah.

Akan tetapi, perkembangan inovasi AI menjadi sesuatu yang tidak dapat dihindari. Para angkatan kerja meyakini adopsi AI tidak akan efektif ketika birokrasi atau alur kerja di suatu tempat kerja ”rusak”.

Kedua, muncul perubahan kesadaran bahwa tim yang berhasil dipimpin oleh pemimpin yang memprioritaskan orang dan tujuan. Kinerja perusahaan yang berkelanjutan kurang bergantung pada alat baru dan lebih bergantung pada kepercayaan, keamanan psikologis, kecerdasan emosional, komunikasi pimpinan yang jelas, serta kepemimpinan yang suportif.

Pemimpin tim yang efektif akan fokus pada menciptakan stabilitas, kejelasan, dan suasana kerja yang sehat. Dengan demikian, tim dapat menavigasi perubahan. 

Ketiga, meluasnya risiko pemutusan hubungan kerja (PHK), restrukturisasi organisasi perusahaan, dan pemotongan anggaran operasional. Semuanya ini mengubah pola pikir terhadap karier dan kehidupan sehari-hari banyak pekerja di berbagai negara.

”Sebagai seseorang yang baru lulus dari universitas, tahun 2025 benar-benar seperti perjalanan roller coaster bagi saya. Saya mengambil risiko dengan meninggalkan pekerjaan tetap di perusahaan multinasional yang stabil untuk bergabung dengan salah satu perusahaan rintisan bidang teknologi finansial, tetapi sayangnya perusahaan tersebut tidak bertahan,” ujar Kenneth, salah seorang anggota komunitas pembaca Harvard Business Review di Singapura.

Baca JugaAda Apa di Balik Kalimat: Lebih Baik Capek Bekerja daripada Capek Cari Kerja?

Kenneth menyebut dirinya seorang profesional sumber daya manusia. Kini, dia sudah bekerja di perusahaan lain. Dia mengaku semua kejadian tersebut terjadi ketika dirinya sedang melanjutkan studi. 

Soal pola pikir baru terhadap karier, Managing Editor The Financial Times Anjli Raval menyebut gagasan ”membawa seluruh diri Anda ke tempat kerja” bukanlah ide yang sepenuhnya baik. Gagasan itu lebih sedikit terdengar 2025. Mendorong karyawan untuk sepenuhnya membuka diri hanya berisiko memicu perpecahan politik, perselisihan agama. Terlalu banyak berbagi informasi pribadi yang membuat karyawan lain tidak nyaman dan menimbulkan kebencian.

Hasil survei global PwC bertajuk ”Global Workforce Hopes and Fears 2025” menunjukkan, teknologi AI tidak bisa dihindari oleh dunia kerja. Tantangan pemimpin organisasi tempat kerja sepanjang 2025 tidak hanya untuk menerapkan AI, tetapi juga memastikan pekerja merasa siap, termotivasi, dan menerimanya. 

Hasil survei yang dilakukan PwC kepada 49.843 pekerja di 48 negara dan wilayah itu menunjukkan, prioritas karyawan ialah dia mampu melihat masa depan diri mereka sendiri dan memiliki akses belajar. Karyawan tetap merasakan punya makna, keamanan psikologis, dihargai secara finansial, dan emosi positif di tempat kerja. Prioritas - prioritas tersebut bukan hal baru, tetapi semakin penting diketahui pemimpin perusahaan di tengah ketidakpastian kondisi dan perkembangan teknologi AI. 

Tidak baik-baik saja

Programme Officer di Kantor Organisasi Perburuhan Internasional (International Labour Organization/ILO) Jakarta Abdul Hakim, Sabtu (27/12/2025), di Jakarta, mengatakan, sepanjang 2025 ILO menyelenggarakan berbagai pertemuan bersama pelaku dunia kerja di berbagai negara. Kegiatan tersebut menyimpulkan kondisi dunia kerja global sedang tidak baik-baik saja. Bagi anak muda, memulai karier baru semakin berat. 

Teknologi AI mulai menggantikan banyak pekerjaan pemula. Padahal, pekerjaan inilah yang biasanya jadi pintu masuk anak muda ke dunia kerja. Hal ini bahkan diulas oleh berbagai media. Sebagai contoh, Rest of World pada 9 Desember 2025 menurunkan artikel tentang AI telah mengotomatiskan banyak tugas yang dulunya ditangani oleh insinyur yunior. Perekrutan tingkat pemula di perusahaan teknologi besar telah turun lebih dari 50 persen selama tiga tahun terakhir.

Baca JugaPemerintah Didesak Cegah PHK Semakin Meluas

Para pemberi kerja sekarang mengharapkan lulusan baru untuk menangani penjualan, manajemen proyek, dan peran yang berhadapan langsung dengan pelanggan. Akibatnya, gelar sarjana teknik tradisional terasa semakin ketinggalan zaman.

”Kalau ini terjadi pada angkatan kerja lain sekaligus, efeknya serius. Misalnya, produktivitas turun, pemasukan pajak negara berkurang, dan pengeluaran untuk bantuan sosial justru meningkat,” ujar Abdul. 

Sementara itu, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira berpendapat, tahun 2025 diwarnai oleh perubahan kondisi lowongan pekerjaan. Keluhan susah cari pekerjaan terjadi di mana-mana. Kekhawatiran risiko PHK meluas karena sesuai satudata.kemnaker.go.id terdapat 79.302 tenaga kerja ter-PHK selama kurun waktu Januari - November 2025.

”Salah satu komponen biaya yang paling cepat dan relatif mudah ditekan oleh perusahaan adalah biaya karyawan. Otomasi dan pemanfaatan AI mempercepat proses efisiensi itu,” ujarnya. 

Untuk pekerja lapisan bawah atau low skilled worker, dia mengatakan, kondisinya agak berbeda. Kesempatan kerja masih cukup yang salah satunya didukung beberapa program prioritas pemerintah. Misalnya, pembukaan dapur Makan Bergizi Gratis dan pembangunan tiga juta rumah. 

”Lowongan pekerjaan relatif masih tersedia jika sekadar mencari pekerjaan,” kata Bhima. 

Baca JugaPorsi Tenaga Kerja Industri Pengolahan Menurun


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Asosiasi Pilot Citilink Bergerak Ikut Bantu korban Banjir Aceh Tamiang
• 19 jam lalujpnn.com
thumb
7 Mobil Tangki BBM Dikirim ke Bener Meriah Lewat Jalur Darat
• 3 detik lalumetrotvnews.com
thumb
Ojol Pangkalan Jadi Korban Begal di Pandeglang, Motor Dibawa Kabur
• 22 jam laludetik.com
thumb
Kebiasaan Kecil yang Bisa Bantu Turunkan BB saat Liburan Akhir Tahun
• 17 jam lalubeautynesia.id
thumb
Jalur Puncak Tutup Total di Malam Tahun Baru, Simak Rekayasa Lalinnya
• 20 jam laluidntimes.com
Berhasil disimpan.