Perubahan Metodologi MSCI 2026, KSEI Siap Alirkan Data Free Float

bisnis.com
11 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, JAKARTA — Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyatakan siap mendukung Bursa Efek Indonesia dalam menghadapi rencana perubahan metodologi perhitungan free float oleh Morgan Stanley Capital International (MSCI) yang akan berlaku pada 2026, termasuk melalui penyaluran data kepemilikan efek.

Direktur Utama KSEI Samsul Hidayat mengatakan, saat ini MSCI menilai data yang dimiliki KSEI dapat dimanfaatkan sebagai basis penghitungan free float. Namun demikian, Samsul menegaskan bahwa kewenangan untuk melakukan kalkulasi free float berada di tangan BEI.

“Jadi nantinya KSEI mendukung jika ada keperluan dari BEI terkait data-data untuk mereka melakukan kalkulasi free float di pasar modal Indonesia,” kata Samsul.

Lebih lanjut, Samsul menyampaikan bahwa KSEI siap menyalurkan data yang dibutuhkan apabila BEI memerlukannya dalam proses perhitungan free float tersebut.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });

“Kalau datanya dibutuhkan Bursa untuk menghitung free float, tentu akan kita alirkan ke BEI,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, MSCI berencana memperbarui metodologi perhitungan free float terhadap saham-saham Indonesia. Dalam simulasi yang dirilis, MSCI menyusun dua skenario perhitungan baru, yakni proposed methodology dan alternate methodology.

Baca Juga

  • Tantangan Free Float 10% untuk Saham IPO, Ini Kata Pengamat
  • Mengukur Daya Serap Investor Saat BEI dan OJK Kerek Free Float Saham
  • Target Anyar Saham MD Entertainment dan Peluang FILM Masuk Daftar MSCI Big Cap

Pada skenario proposed methodology, MSCI memperhitungkan script shares atau saham yang tidak dilaporkan di KSEI, kepemilikan korporasi lokal dan asing, serta kategori others lokal dan asing sebagai saham non-free float. Dampaknya, sejumlah saham berkapitalisasi besar mengalami penurunan Free Float Inclusion Factor (FIF).

Sebagai contoh, FIF saham Bank Central Asia (BBCA) turun dari 0,45 menjadi 0,325, Amman Mineral Internasional (AMMN) dari 0,2 menjadi 0,075, serta GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) dari 0,75 menjadi 0,45.

Dengan skenario tersebut, porsi saham publik yang diakui MSCI menjadi lebih kecil, sehingga kapitalisasi pasar yang diperhitungkan dalam indeks MSCI turut menurun. Jika diterapkan, perubahan ini diperkirakan berdampak pada sekitar 13% bobot indeks.

Sementara itu, dalam skenario alternate methodology, MSCI hanya mengategorikan script shares dan kepemilikan korporasi sebagai saham non-free float. Penurunan FIF dalam skenario ini relatif lebih terbatas. Saham BBCA misalnya turun dari 0,45 menjadi 0,40, AMMN dari 0,2 menjadi 0,11, serta Astra International (ASII) dari 0,5 menjadi 0,425. Dalam skenario ini, sekitar 5% bobot indeks diperkirakan berubah.

_______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Kapal Tenggelam, Satu Keluarga asal Spanyol Hilang di Labuan Bajo
• 23 jam lalukompas.id
thumb
BeauPicks: 9 Produk Makeup Terbaru yang Rilis di Desember 2025, Wajib Coba!
• 8 jam lalubeautynesia.id
thumb
Liburan Nataru, Berikut Pantauan Arus Lalulintas di Wilayah Jatim
• 20 jam laluberitajatim.com
thumb
Puluhan Ribu Pengunjung Padati Ancol Saat Libur Natal, Pantai-Dufan Favorit
• 13 jam laluidntimes.com
thumb
800 Polantas Bakal Dikerahkan Blokade Sudirman-Thamrin di Malam Tahun Baru 2026
• 22 jam lalusuara.com
Berhasil disimpan.