Banjir Rendam Jalur Pantai Baron Gunungkidul, Arus Lalin sempat Dialihkan

rctiplus.com
6 jam lalu
Cover Berita

GUNUNGKIDUL, iNews.id – Hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Kabupaten Gunungkidul sejak Jumat malam (26/12) memicu banjir di sejumlah titik. Dampak paling parah terjadi di jalur utama menuju kawasan wisata Pantai Selatan, tepatnya di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, yang terendam air hingga ketinggian satu meter.

Akibat kondisi ini, pihak terkait memutuskan untuk menutup total akses utama menuju Pantai Baron sejak Sabtu (27/12/2025) pagi guna menghindari kendaraan mogok, terutama bus pariwisata.

Banjir tidak hanya melumpuhkan arus lalu lintas, tetapi juga merendam fasilitas pendidikan. Gedung SMK Negeri 1 Tanjungsari dilaporkan ikut tergenang setelah air luapan masuk ke sejumlah ruang kelas pada Jumat malam.

Di jalan raya, ketinggian air bervariasi antara 30 hingga 50 sentimeter, bahkan di titik terendah mencapai 1 meter. Mengingat banyaknya bus besar yang melintas menuju pantai, risiko mesin mati (mogok) sangat tinggi jika tetap dipaksakan melintas.

"Penutupan jalur kami lakukan mulai Sabtu pagi hari sampai batas waktu yang belum ditentukan, atau hingga genangan air benar-benar surut dan aman dilalui kendaraan," ujar Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul, Eko Nur Cahyo.

Bagi wisatawan yang sudah berencana menghabiskan waktu liburan di pantai selatan Gunungkidul, petugas telah menyiapkan jalur pengalihan arus agar aktivitas wisata tetap berjalan:

Jalur Gading (Kecamatan Playen): Wisatawan dapat melalui rute ini menuju Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS).

Jalur Mulo (Kecamatan Wonosari): Wisatawan dapat mengambil arah menuju kawasan Tepus untuk mencapai pantai-pantai di sisi timur.

Pihak Dinas Pariwisata mengimbau para sopir bus dan pengendara pribadi untuk tidak memaksakan diri melalui jalur Tanjungsari (arah Pantai Baron) demi keselamatan.

Kawasan Desa Kemadang, khususnya di sekitar SMKN 1 Tanjungsari, memang dikenal sebagai daerah rawan banjir saat cuaca ekstrem. Secara geografis, kawasan jalan tersebut berada di cekungan atau dataran rendah.

Saat hujan deras melanda dalam waktu lama, air kiriman dari perbukitan di sekitarnya akan mengalir dan berkumpul di jalan utama, sehingga drainase yang ada seringkali tidak mampu menampung volume air yang besar.

Pemerintah daerah terus memantau kondisi di lapangan dan akan segera membuka kembali jalur utama jika situasi sudah dinyatakan kondusif. Wisatawan diharapkan tetap berhati-hati dan memilih opsi jalur alternatif yang telah disediakan.

Original Article


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Utang Global Menumpuk, Negara Ini Justru Nyaris Tanpa Utang
• 5 jam lalucnbcindonesia.com
thumb
Disparekraf DKI Perkuat Pariwisata dan Ekraf lewat Jakarta Light Festival
• 3 jam laludetik.com
thumb
Kemenhub Catat 10 Juta Penumpang Angkutan Umum saat Nataru 2025/2026
• 5 jam lalusuarasurabaya.net
thumb
5 Catatan Florian Wirtz saat Liverpool Kalahkan Wolves
• 9 jam laluskor.id
thumb
Begini Cara Cek Status Kepesertaan BPJS Kesehatan dengan Mudah
• 22 jam lalumetrotvnews.com
Berhasil disimpan.