Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing masuk (capital inflow) sebesar Rp 3,98 triliun ke pasar keuangan domestik pada sepanjang pekan keempat Desember 2025. Arus dana tersebut terjadi di tengah aktivitas transaksi investor global di sejumlah instrumen keuangan Indonesia.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa berdasarkan data transaksi pada periode 22–23 Desember 2025, investor nonresiden membukukan aksi beli bersih pada dua instrumen utama. Instrumen tersebut meliputi pasar saham dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
“Terdiri dari beli neto sebesar Rp 1,59 triliun di pasar saham dan Rp 740 miliar di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI),” kata Denny dalam keterangannya, dikutip Minggu (28/12).
Di sisi lain, investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih di pasar surat berharga negara (SBN) dengan nilai mencapai Rp 1,66 triliun. Meski demikian, Denny menilai masuknya aliran modal asing tetap memberikan dampak positif terhadap persepsi risiko investasi Indonesia.
Hal itu tercermin dari penurunan premi risiko yang diukur melalui credit default swap (CDS) Indonesia tenor 5 tahun. Per 23 Desember 2025, CDS Indonesia tercatat sebesar 67,99 basis poin (bps), turun dibandingkan posisi 18 Desember 2025 yang berada di level 69,80 bps.
Sementara secara kumulatif sepanjang 2025, berdasarkan data setelmen hingga 23 Desember 2025, investor nonresiden masih mencatatkan jual bersih di sejumlah instrumen. Rinciannya, jual neto sebesar Rp 21,08 triliun di pasar saham, Rp 440 miliar di pasar SBN, serta Rp 110,75 triliun di SRBI.
Denny menegaskan, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah serta otoritas terkait guna menjaga stabilitas ekonomi nasional.
“Serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” pungkasnya.



