Mengelola Cicilan dan Pinjaman: Strategi Jitu bagi Generasi Milenial

viva.co.id
6 jam lalu
Cover Berita

Jakarta, VIVA – Setiap bulan, ratusan ribu generasi milenial di Indonesia menghadapi tagihan cicilan yang terus bertambah. Mulai dari KPR, kredit kendaraan, hingga cicilan gadget yang mempermudah gaya hidup modern, semuanya menjadi beban jika tidak dikelola dengan baik. 

Di usia produktif 29-44 tahun, mereka juga harus memikirkan masa depan seperti pernikahan, pendidikan anak, atau investasi jangka panjang. Pertanyaannya adalah, bagaimana cara mengelola cicilan dan pinjaman agar tetap sehat tanpa mengorbankan kualitas hidup?

Baca Juga :
Daihatsu Rocky Hybrid Bisa Dicicil Segini, Skema Kredit Ringan Bikin Kepincut!
Kaum Mendang-mending Minggir Dulu, Mobil Denza Bisa Dicicil Segini
Memahami Utang dengan Bijak

Utang bukanlah musuh, melainkan alat finansial yang bisa membantu mencapai tujuan besar. Namun, penggunaannya harus didasarkan pada pemahaman yang matang. 
Konsep utang produktif dan konsumtif menjadi kunci untuk menilai apakah pinjaman tersebut akan memberikan manfaat jangka panjang atau hanya sekadar memenuhi kebutuhan sesaat. 

Misalnya, kredit rumah (KPR) adalah bentuk utang produktif karena nilainya cenderung meningkat seiring waktu. Sebaliknya, cicilan untuk barang-barang mewah yang cepat turun nilainya termasuk dalam kategori konsumtif.

Penting untuk membedakan antara keinginan dan kebutuhan saat memutuskan berutang. Teknologi yang tersedia saat ini, seperti aplikasi budgeting, dapat membantu memetakan prioritas keuangan. 

Dengan menggunakan aplikasi ini, pengguna bisa melacak pengeluaran bulanan, termasuk cicilan dan pinjaman, sehingga lebih mudah mengidentifikasi area yang perlu dioptimalkan. 

Pengguna Kredivo PayLater, misalnya, dapat memanfaatkan fitur cicilan bunga rendah mulai dari 1.99% per bulan untuk membeli barang penting, namun tetap perlu bijak dalam memilih apa yang benar-benar dibutuhkan.

Strategi Melunasi Utang dengan Efektif

Ada dua metode populer untuk melunasi utang dengan efisien: debt snowball dan debt avalanche. Debt snowball fokus pada pelunasan utang dengan nominal terkecil terlebih dahulu, sementara debt avalanche menargetkan utang dengan bunga tertinggi. 

Metode mana pun yang dipilih, konsistensi adalah kuncinya. Ketika satu utang lunas, jumlah pembayaran bulanan berikutnya bisa dialokasikan untuk melunasi utang lain, sehingga prosesnya semakin cepat.

Selain itu, teknik konsolidasi pinjaman dapat membantu menyederhanakan pengelolaan utang. Alih-alih membayar beberapa pinjaman dengan bunga tinggi, pengguna bisa menggabungkannya menjadi satu pinjaman dengan bunga lebih rendah. 

Baca Juga :
KPK Usahakan Barang Lelang Dapat Dibayar dengan Skema Cicil pada 2026
Bumi Resources Minerals dan Anak Usaha Raih Kredit Jumbo Senilai Rp10 Triliun dari 4 Bank Besar, Kebut Produksi Emas
PLN Dapat Pinjaman Rp 7,85 Triliun dari ADB, Ini Tujuannya

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Dari Jalan Kaki ke Podium Tertinggi: Kisah Adi Darmawan, Anak Buruh Pabrik yang Mengukir Sejarah Emas SEA Games
• 7 jam laluviva.co.id
thumb
Pascabencana Sumatera, Polri Sediakan Bantuan Air bersih di Aceh, Sumut, dan Sumbar | KOMPAS UPDATE
• 23 jam lalukompas.tv
thumb
Akademisi Unand Soroti Transformasi Kebijakan Mentan Amran dalam Ekosistem Pangan Nasional: Ini Strategi Bisnis
• 1 jam lalutvonenews.com
thumb
OKI dan Liga Arab Kutuk Pengakuan Israel Terhadap Somaliland, Sebut Pelanggaran Kedaulatan
• 22 jam lalufajar.co.id
thumb
Anak Perempuan Pertama Ingin Punya Kakak dan Lelah Jadi Tumpuan Keluarga
• 13 jam lalukumparan.com
Berhasil disimpan.