Jakarta, VIVA – Setiap bulan, ratusan ribu generasi milenial di Indonesia menghadapi tagihan cicilan yang terus bertambah. Mulai dari KPR, kredit kendaraan, hingga cicilan gadget yang mempermudah gaya hidup modern, semuanya menjadi beban jika tidak dikelola dengan baik.
Di usia produktif 29-44 tahun, mereka juga harus memikirkan masa depan seperti pernikahan, pendidikan anak, atau investasi jangka panjang. Pertanyaannya adalah, bagaimana cara mengelola cicilan dan pinjaman agar tetap sehat tanpa mengorbankan kualitas hidup?
Utang bukanlah musuh, melainkan alat finansial yang bisa membantu mencapai tujuan besar. Namun, penggunaannya harus didasarkan pada pemahaman yang matang.
Konsep utang produktif dan konsumtif menjadi kunci untuk menilai apakah pinjaman tersebut akan memberikan manfaat jangka panjang atau hanya sekadar memenuhi kebutuhan sesaat.
Misalnya, kredit rumah (KPR) adalah bentuk utang produktif karena nilainya cenderung meningkat seiring waktu. Sebaliknya, cicilan untuk barang-barang mewah yang cepat turun nilainya termasuk dalam kategori konsumtif.
Penting untuk membedakan antara keinginan dan kebutuhan saat memutuskan berutang. Teknologi yang tersedia saat ini, seperti aplikasi budgeting, dapat membantu memetakan prioritas keuangan.
Dengan menggunakan aplikasi ini, pengguna bisa melacak pengeluaran bulanan, termasuk cicilan dan pinjaman, sehingga lebih mudah mengidentifikasi area yang perlu dioptimalkan.
Pengguna Kredivo PayLater, misalnya, dapat memanfaatkan fitur cicilan bunga rendah mulai dari 1.99% per bulan untuk membeli barang penting, namun tetap perlu bijak dalam memilih apa yang benar-benar dibutuhkan.
Strategi Melunasi Utang dengan EfektifAda dua metode populer untuk melunasi utang dengan efisien: debt snowball dan debt avalanche. Debt snowball fokus pada pelunasan utang dengan nominal terkecil terlebih dahulu, sementara debt avalanche menargetkan utang dengan bunga tertinggi.
Metode mana pun yang dipilih, konsistensi adalah kuncinya. Ketika satu utang lunas, jumlah pembayaran bulanan berikutnya bisa dialokasikan untuk melunasi utang lain, sehingga prosesnya semakin cepat.
Selain itu, teknik konsolidasi pinjaman dapat membantu menyederhanakan pengelolaan utang. Alih-alih membayar beberapa pinjaman dengan bunga tinggi, pengguna bisa menggabungkannya menjadi satu pinjaman dengan bunga lebih rendah.


