Jakarta, VIVA – Perjalanan darat jarak jauh Jakarta–Surabaya kerap menjadi tolok ukur kenyamanan dan efisiensi sebuah mobil, terutama saat melewati Tol Trans Jawa yang membentang hampir 800 kilometer. Menariknya, kini pilihan kendaraan di bawah Rp200 juta tidak hanya bermesin bensin, tetapi juga sudah tersedia versi listrik murni.
Berdasarkan simulasi VIVA Otomotif, Minggu 28 Desember 2025, perjalanan Jakarta–Surabaya dalam kondisi lalu lintas relatif lancar umumnya membutuhkan waktu berkendara sekitar 9,5 jam. Angka tersebut belum termasuk waktu berhenti untuk kebutuhan pengemudi maupun pengisian energi kendaraan.
Pada mobil LCGC dengan banderol di bawah Rp200 juta, strategi perjalanan relatif sederhana karena cukup mengandalkan satu kali pengisian bahan bakar di tengah perjalanan. Waktu berhenti di SPBU tol rata-rata hanya memakan 10 hingga 15 menit, sehingga total durasi perjalanan berkisar 9 jam 45 menit hingga 10 jam.
Sementara itu, mobil listrik di kelas harga serupa memerlukan perencanaan lebih matang karena bergantung pada ketersediaan stasiun pengisian daya cepat di rest area. Untuk jarak Jakarta–Surabaya, kendaraan listrik umumnya membutuhkan dua hingga tiga kali pengisian daya, tergantung kapasitas baterai dan gaya berkendara.
Setiap sesi pengisian daya cepat dari kondisi menengah ke aman biasanya memakan waktu 30 hingga 45 menit. Jika ditotal, waktu tambahan akibat pengisian daya bisa mencapai 70 hingga 120 menit, sehingga durasi perjalanan keseluruhan berada di kisaran 10 jam 40 menit hingga 12 jam.
Dari sisi biaya, mobil bensin di segmen ini rata-rata menghabiskan sekitar 40–45 liter bahan bakar untuk menempuh jarak tersebut. Dengan harga BBM nonsubsidi saat ini, biaya energi perjalanan berkisar Rp430 ribu hingga Rp460 ribu, belum termasuk tarif tol Trans Jawa sekitar Rp850 ribuan.
Sebaliknya, mobil listrik membutuhkan konsumsi energi sekitar 75–80 kWh untuk jarak yang sama. Dengan tarif pengisian cepat publik, biaya listriknya berada di kisaran Rp180 ribu hingga Rp200 ribu, sehingga total pengeluaran perjalanan lebih rendah dibanding mobil bensin.
Perbandingan ini menunjukkan bahwa mobil bensin unggul dari sisi kepraktisan waktu, sedangkan mobil listrik menawarkan efisiensi biaya energi yang signifikan. Pilihan akhirnya kembali pada kebutuhan pengguna, apakah lebih mengutamakan waktu tempuh atau penghematan biaya perjalanan jarak jauh.





