Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) memperketat strategi penagihan kredit sejak dini guna menjaga kualitas aset dan menopang profitabilitas yang berkelanjutan. Langkah ini ditempuh di tengah perhatian investor terhadap pengendalian risiko kredit dan ketergantungan laba terhadap penurunan biaya provisi.
Dalam laporan paparan publik, manajemen BBYB menjelaskan bahwa proses penagihan telah dimulai bahkan sebelum kredit jatuh tempo.
Bank Neo menyiapkan sekitar 400 orang collection team yang mayoritas menjalankan desk collection untuk mengingatkan nasabah melalui notifikasi digital, seperti SMS dan WhatsApp.
"Pengingat pembayaran telah dikirimkan sejak tujuh hari sebelum jatuh tempo, kemudian kembali disampaikan pada lima hari dan sehari sebelum jatuh tempo," turur Manajemen BBYB dikutip Minggu (28/12/2025).
Jika terjadi keterlambatan, upaya penagihan akan semakin intensif, terutama dalam periode tunggakan di bawah 30 hari. Manajemen menilai, langkah collection pada fase awal tersebut terbukti menghasilkan tingkat pemulihan yang lebih tinggi dibandingkan penagihan setelah kredit melewati 30 hari.
Selain memperkuat collection, BBYB juga menekankan perbaikan kualitas aset sebagai fondasi utama keberlanjutan kinerja keuangan. Hingga Oktober 2025, bank mencatat profitability sebesar Rp517 miliar. Namun, manajemen menegaskan bahwa kontribusi reversal provisi terhadap kinerja tersebut relatif terbatas, yakni sekitar Rp120 miliar.
Baca Juga
- Bank Neo (BBYB) Pilih Perkuat Fundamental di Tengah Wacana Penghapusan KBMI I
- Bank Neo (BBYB) Siap Rilis Produk Paylater Tahun Depan
- Mayoritas Saham Bank Digital ARTO, BBYB Cs Terkoreksi Jelang IPO Superbank
"Ini terjadi dikarenakan kredit kami yang turun," katanya.
Ke depan, BBYB menargetkan kualitas aset tetap terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) di bawah 3%. Bank juga memproyeksikan pertumbuhan kredit sekitar 20% pada tahun mendatang, seiring penguatan proses credit assessment yang lebih selektif.




