Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di Amerika Serikat sepanjang 2025 mencapai level tertinggi sejak pandemi Covid-19. Hingga November 2025, perusahaan-perusahaan di AS telah mengumumkan rencana PHK terhadap 1.170.821 pekerja, melonjak 54 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan menjadi rekor tertinggi sejak 2020.
Laporan Challenger, Gray & Christmas yang dirilis Kamis mencatat, meskipun laju PHK bulanan mulai melambat, tekanan pasar tenaga kerja masih kuat. Pada November 2025, pengusaha AS mengumumkan 71.321 PHK, naik 24 persen secara tahunan, namun turun 53 persen dibandingkan Oktober yang mencatat lonjakan tajam.
Capaian tersebut menjadikan 2025 sebagai tahun keenam sejak 1993 di mana total PHK hingga November melampaui 1,1 juta pekerja. Secara historis, kondisi serupa hanya terjadi pada masa resesi atau krisis besar, termasuk pada 2001, 2009, dan 2020.
“Layoff plans fell last month, certainly a positive sign. That said, job cuts in November have risen above 70,000 only twice since 2008: in 2022 and in 2008,” ujar Andy Challenger, workplace expert sekaligus chief revenue officer Challenger, Gray & Christmas, dikutip Minggu (28/12/2025).
Baca Juga: Jumlah PHK Tembus 79 Ribu Orang, Purbaya Sebut Efek Ekonomi Slow
Secara musiman, pengumuman PHK pada November tergolong tidak lazim. Data Challenger menunjukkan bahwa sejak 1993 hingga 2000, jumlah PHK bulan November selalu berada di bawah 70.000. Lonjakan signifikan terakhir terjadi pada 2001 saat resesi, ketika PHK November menembus 181.000 pekerja, dan kembali tinggi hingga krisis keuangan global 2009.
Dari sisi sektor, industri telekomunikasi menjadi penyumbang PHK terbesar pada November 2025 dengan 15.139 pemangkasan, terutama berasal dari rencana restrukturisasi Verizon. Sepanjang tahun ini, sektor tersebut telah mengumumkan 38.035 PHK, melonjak 268 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sektor teknologi masih memimpin secara kumulatif dengan total 153.536 PHK hingga November, naik 17 persen secara tahunan. Industri makanan, khususnya pengolahan daging sapi, mencatat 6.708 PHK pada November dan 34.165 sepanjang 2025.
Tekanan juga meningkat di sektor jasa yang mencakup perusahaan kebersihan, staffing, dan outsourcing. Sektor ini mengumumkan 5.509 PHK pada November dan 69.089 sepanjang tahun, naik 64 persen. Sementara itu, ritel mencatat 91.954 PHK hingga November, melonjak 139 persen seiring melemahnya permintaan dan ketidakpastian tarif.
Baca Juga: PHK Menjamur di Singapura Sepanjang 2025, Tujuh Sektor Telah Pangkas 19.800 Pekerjaan
Organisasi nirlaba turut terdampak pemotongan dana pemerintah serta kenaikan biaya operasional. Sepanjang 2025, sektor ini mencatat 28.696 PHK, naik 409 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Di industri media, total PHK mencapai 17.163 pekerja, meski pemangkasan di subsektor berita turun secara tahunan.
Dari sisi penyebab, restrukturisasi dan penutupan unit usaha menjadi faktor utama PHK sepanjang 2025. Kondisi pasar dan ekonomi menyumbang lebih dari 245.000 PHK, sementara otomatisasi berbasis Artificial Intelligence (AI) memicu 54.694 pemangkasan tenaga kerja sepanjang tahun.
Faktor Departement of Government Efficiency (DOGE) menjadi penyebab terbesar secara kumulatif dengan hampir 294.000 PHK, termasuk dampak lanjutan terhadap kontraktor swasta dan organisasi non-profit.
Di tengah tingginya PHK, rencana perekrutan justru melemah. Hingga November, perusahaan AS hanya mengumumkan 497.151 rencana perekrutan, turun 35 persen dan menjadi level terendah sejak 2010. Bahkan, tidak ada rencana perekrutan musiman baru yang diumumkan sepanjang November.



