Surabaya (beritajatim.com) – Peringatan Hari Ibu 2025 diwarnai dengan pembukaan ruang curhat bagi para ibu yang menghadapi tekanan peran dalam keseharian. Kegiatan ini digelar untuk memberi kesempatan ibu menyampaikan pengalaman dan beban emosional yang kerap terpendam.
“Kami melihat banyak ibu yang dituntut selalu siap dan kuat, padahal mereka juga perlu didengar. Ruang ini kami harapkan bisa menjadi tempat ibu berbagi tanpa rasa dihakimi,” kata Head of Marketing MR.D.I.Y. Indonesia, Ria Sutrisno, Minggu (28/12/2025).
Selain menjadi tempat berbagi cerita, kegiatan ini juga membuka ruang interaksi antara ibu dengan anggota keluarga yang hadir.
Psikolog Anak dan Keluarga, Saskhya Aulia Prima, menyebut ibu kerap berada dalam kondisi kelelahan emosional akibat banyaknya peran yang dijalani secara bersamaan. Situasi tersebut, menurut dia, membuat ibu sering menahan emosi dalam jangka panjang.
“Ibu sering berada dalam survival mode dan menunda kebutuhan emosionalnya sendiri. Jika dibiarkan, kondisi ini berisiko memicu stres, kecemasan, hingga burnout,” ujar Saskhya.
Data Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan prevalensi depresi pada perempuan dewasa mencapai 1,8 persen, lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Angka tersebut memperlihatkan tekanan kesehatan mental pada perempuan masih menjadi persoalan nyata.
“Ruang aman untuk bercerita dan dukungan dari lingkungan sekitar sangat membantu ibu menjaga keseimbangan emosi. Dukungan sederhana bisa memberi dampak besar bagi kesejahteraan mental ibu,” lanjut Saskhya.
Melalui kegiatan ini, penyelenggara berharap perhatian terhadap kesehatan mental ibu semakin terbuka. Hari Ibu dipandang sebagai momentum untuk mengingatkan bahwa peran ibu tidak terlepas dari kebutuhan untuk didengar dan dipahami. [asg/but]


