Aden, Yaman (ANTARA) - Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Hans Grundberg, Sabtu (27/12), menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri dan menghindari eskalasi lebih lanjut seiring meningkatnya ketegangan di Provinsi Hadramout dan Al-Mahrah di Yaman bagian timur.
Xinhua melaporkan, Minggu, dalam sebuah pernyataan yang diunggah di media sosial X, Grundberg mengulangi seruan sekretaris jenderal (sekjen) PBB untuk "menahan diri, deeskalasi, dan dialog", lalu meminta semua pihak tidak melakukan tindakan yang dapat semakin memperumit situasi.
Dia menggarisbawahi pentingnya upaya mediasi regional yang sedang berlangsung, seraya mengungkapkan dirinya tetap terlibat dengan para pemangku kepentingan Yaman dan regional untuk mendukung deeskalasi dan kemajuan menuju "solusi politik yang komprehensif dan inklusif" bagi konflik di Yaman.
Grundberg menyampaikan pernyataan tersebut setelah pada Jumat (26/12) Arab Saudi melancarkan serangan udara yang menargetkan sejumlah lokasi Dewan Transisi Selatan (Southern Transitional Council/STC), termasuk posisi Pasukan Elite Hadrami di daerah Ghayl bin Yamin dekat ladang-ladang minyak utama. Tidak ada korban jiwa atau kerusakan pada peralatan militer yang dilaporkan.
Serangan-serangan tersebut menyusul ekspansi militer terbaru STC di Yaman timur. Pada 3 Desember, pasukan STC menguasai Hadramout setelah bentrokan dengan unit-unit propemerintah, sebelum memperluas kehadiran mereka ke Provinsi Al-Mahrah di Yaman timur tanpa perlawanan yang dilaporkan. Sejak saat itu, kelompok tersebut merekrut pasukan lokal di kedua kegubernuran, meski pemerintah Yaman dan Arab Saudi telah berulang kali menyerukan deeskalasi.
Sebelumnya pada Jumat (26/12), Turki Al Maliki, juru bicara (jubir) koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman, mengatakan bahwa setiap pergerakan militer yang merusak upaya deeskalasi akan ditangani untuk melindungi warga sipil, seperti dilansir Saudi Press Agency (SPA).
Rashad Al-Alimi, ketua Dewan Kepemimpinan Presidensial (Presidential Leadership Council/PLC) Yaman, pada Sabtu menyambut baik langkah-langkah koalisi itu untuk mengendalikan apa yang dia sebut sebagai tindakan destabilisasi oleh STC di dua kegubernuran tersebut.
Dibentuk pada 2017, STC berupaya mewujudkan hak untuk menentukan nasib sendiri dan akhirnya kemerdekaan bagi Yaman selatan. Meskipun bergabung dengan koalisi pimpinan Arab Saudi dan diintegrasikan ke dalam pemerintahan Yaman yang diakui internasional pada 2022, kelompok ini terus mendesak pemisahan Yaman selatan. STC menuding pemerintah Yaman sebelumnya telah memarginalisasi Yaman selatan secara politik dan ekonomi, sebuah klaim yang dibantah oleh otoritas Yaman.
Xinhua melaporkan, Minggu, dalam sebuah pernyataan yang diunggah di media sosial X, Grundberg mengulangi seruan sekretaris jenderal (sekjen) PBB untuk "menahan diri, deeskalasi, dan dialog", lalu meminta semua pihak tidak melakukan tindakan yang dapat semakin memperumit situasi.
Dia menggarisbawahi pentingnya upaya mediasi regional yang sedang berlangsung, seraya mengungkapkan dirinya tetap terlibat dengan para pemangku kepentingan Yaman dan regional untuk mendukung deeskalasi dan kemajuan menuju "solusi politik yang komprehensif dan inklusif" bagi konflik di Yaman.
Grundberg menyampaikan pernyataan tersebut setelah pada Jumat (26/12) Arab Saudi melancarkan serangan udara yang menargetkan sejumlah lokasi Dewan Transisi Selatan (Southern Transitional Council/STC), termasuk posisi Pasukan Elite Hadrami di daerah Ghayl bin Yamin dekat ladang-ladang minyak utama. Tidak ada korban jiwa atau kerusakan pada peralatan militer yang dilaporkan.
Serangan-serangan tersebut menyusul ekspansi militer terbaru STC di Yaman timur. Pada 3 Desember, pasukan STC menguasai Hadramout setelah bentrokan dengan unit-unit propemerintah, sebelum memperluas kehadiran mereka ke Provinsi Al-Mahrah di Yaman timur tanpa perlawanan yang dilaporkan. Sejak saat itu, kelompok tersebut merekrut pasukan lokal di kedua kegubernuran, meski pemerintah Yaman dan Arab Saudi telah berulang kali menyerukan deeskalasi.
Sebelumnya pada Jumat (26/12), Turki Al Maliki, juru bicara (jubir) koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman, mengatakan bahwa setiap pergerakan militer yang merusak upaya deeskalasi akan ditangani untuk melindungi warga sipil, seperti dilansir Saudi Press Agency (SPA).
Rashad Al-Alimi, ketua Dewan Kepemimpinan Presidensial (Presidential Leadership Council/PLC) Yaman, pada Sabtu menyambut baik langkah-langkah koalisi itu untuk mengendalikan apa yang dia sebut sebagai tindakan destabilisasi oleh STC di dua kegubernuran tersebut.
Dibentuk pada 2017, STC berupaya mewujudkan hak untuk menentukan nasib sendiri dan akhirnya kemerdekaan bagi Yaman selatan. Meskipun bergabung dengan koalisi pimpinan Arab Saudi dan diintegrasikan ke dalam pemerintahan Yaman yang diakui internasional pada 2022, kelompok ini terus mendesak pemisahan Yaman selatan. STC menuding pemerintah Yaman sebelumnya telah memarginalisasi Yaman selatan secara politik dan ekonomi, sebuah klaim yang dibantah oleh otoritas Yaman.





