Harga perak melonjak ke level tertinggi sepanjang masa pada Jumat (26/12). Kenaikan tersebut didukung kombinasi defisit pasokan, meningkatnya permintaan industri serta ketidakpastian geopolitik dan kebijakan moneter global.
Dilansir Senin (29/12), Perak baru-baru ini mencapai rekor baru di US$78,53. Kenaikan logam mulia itu terjadi seiring reli dalam pasar logam mulia lainnya, dengan harga emas, platinum dan paladium juga mencatatkan penguatan.
Baca Juga: Kobexindo Kirim Perdana Dump Truk Hybrid Tonly untuk Sektor Tambang
MUFG Commodity Analyst, Soojin Kim mengatakan reli perak berpotensi berlanjut hingga tahun depan. Ia menilai ketatnya pasokan pasar, prospek permintaan industri yang tetap kuat serta ketidakpastian geopolitik dan moneter menjadi faktor utama pendukung harga.
Menurut Kim, ketidakpastian kebijakan suku bunga global dan dinamika geopolitik terus mendorong minat investor terhadap logam mulia sebagai aset lindung nilai.
Bagi investor pasar saham, lonjakan harga logam mulia dapat diartikan dalam beberapa konteks. Kenaikan tersebut bisa mencerminkan meningkatnya permintaan lindung nilai di tengah ketidakpastian global, sinyal pelemahan dolar dan kondisi keuangan yang lebih longgar atau strategi lindung nilai terhadap inflasi dan pergerakan suku bunga riil.
Baca Juga: IATA Teken Kerja Sama Jasa Pertambangan dengan Grup Astra Senilai Rp5 Triliun
Amerika Serikat (AS) serikat akan menjadi sorotan utama, khususnya terkait arah kebijakan moneter an pergerakan imbal hasil obligasi ke depan yang dapat menentukan kelanjutan tren harga logam mulia.




