Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Developmental Psychology menunjukkan bahwa kualitas interaksi anak dan orang tua memengaruhi kehidupan anak. Para ahli berpendapat bahwa ibu Anda adalah salah satu orang paling berpengaruh dan penting dalam hidup Anda, terutama pada masa kanak-kanak.
Dinamika hubungan ibu-anak perempuan bisa sangat menantang, dan tidak ada dua hubungan yang akan sama persis. Seseorang mungkin menganggap ibunya sebagai sahabat terbaik yang tidak bisa dia tinggalkan, sementara yang lain mungkin membenci ibunya sampai ke tulang sumsum.
Luka yang disebabkan oleh hubungan yang tidak aman dengan seorang ibu di masa kecil disebut dengan “mommy issues”
Dalam Artikel A Conscious Rethink menyebutkan bahwa Fenomena Mommy Issues ini merujuk pada dampak psikologis dan emosional dari hubungan seseorang dengan ibunya. Konflik yang belum terselesaikan dari masa kanak-kanak dapat memiliki dampak jangka panjang pada perilaku dan sikap terhadap hubungan dalam kehidupan dewasa mereka.
“Hal ini terjadi ketika hubungan dengan ibu Anda tidak aman dan luka-luka yang belum sembuh berperan dalam cara Anda terhubung dengan orang lain dan pandangan Anda tentang diri sendiri,” kata Moraya Seeger DeGeare, seorang terapis pernikahan dan keluarga yang berlisensi.
Ketika relasi ibu dan anak tidak terbangun secara hangat dan suportif, berbagai dampak psikologis dapat muncul dan memengaruhi kehidupan anak, Berikut adalah dampak mommy issues dalam kehidupan anak:
Kurangnya kepercayaan terhadap orang lainKetika figur ibu bersikap tidak konsisten, dingin, terlalu mengontrol, atau sering mengkritik, anak dapat tumbuh dengan perasaan tidak aman. Akibatnya, anak belajar bahwa kedekatan emosional berisiko menimbulkan luka atau kekecewaan.
Tidak terampil memecahkan masalahSejak kecil, anak belajar menghadapi masalah melalui respons ibu terhadap kesulitan yang ia alami. Saat menghadapi masalah, individu dengan mommy issues cenderung mudah cemas, menghindari pengambilan keputusan, atau merasa takut membuat pilihan yang “salah”.
Pola ini membuat proses pemecahan masalah menjadi tidak efektif karena emosi negatif seperti takut, ragu, dan rasa bersalah lebih dominan daripada penilaian rasional.
Menarik diri: Tidak menyukai keintimanIndividu yang mengalami mommy issues cenderung menarik diri dan tidak menyukai keintiman karena kedekatan emosional di masa lalu sering diasosiasikan dengan tekanan, kritik, atau rasa tidak aman. Hubungan dengan ibu yang dingin, tidak konsisten, atau penuh tuntutan membuat anak belajar bahwa kedekatan justru berpotensi melukai.
Akibatnya, di masa dewasa, individu menjadi lebih menjaga jarak secara emosional, sulit membuka diri, dan menghindari hubungan yang terlalu dekat sebagai mekanisme perlindungan diri.
Kesulitan mengungkapkan kasih sayangApabila seorang ibu cenderung 'dingin' secara emosional dalam hubungannya, anaknya mungkin kesulitan menunjukkan kasih sayang kepada pasangan, sahabat atau orang orang terdekat karena tidak pernah melihat contoh yang baik.
Meski dampaknya dapat terbawa hingga dewasa, mommy issues bukan sesuatu yang tidak dapat diatasi.
Cara mengatasi Mommy IssuesSeorang anak yang mengalami mommy issues dapat menjalani terapi untuk menyembuhkan hubungan yang menyakitkan dengan ibunya. Anak juga dapat bersandar pada orang lain yang dapat diandalkan untuk memberikan dukungan.
Bersosialisasi dengan teman-teman dan belajar untuk bersikap terbuka dapat membantu meningkatkan hubungan emosional. Pastikan juga untuk merawat kesehatan diri dengan makan dan tidur yang cukup, serta melakukan hobi yang dapat memberikan perasaan bahagia.
Pada akhirnya, mommy issues bukanlah label untuk menyalahkan ibu atau anak, melainkan cerminan dari luka emosional yang belum terselesaikan. Memahami akar permasalahan ini menjadi langkah awal untuk memutus pola yang menyakitkan dan membangun hubungan yang lebih sehat. Dengan kesadaran, dukungan, dan keberanian untuk memulihkan diri, setiap anak perempuan memiliki kesempatan untuk berdamai dengan masa lalu dan menata masa depan yang lebih baik.





