SEBUAH kabar gembira datang dari dunia konservasi tepat pada Hari Perlindungan Satwa Liar Nasional Thailand. Para peneliti berhasil memotret keberadaan kucing kepala datar (Prionailurus planiceps), spesies langka yang tidak pernah terlihat lagi di negara tersebut selama hampir tiga dekade.
Kucing yang memiliki dahi rata sesuai namanya ini, sebelumnya dikhawatirkan telah punah dari habitatnya di Thailand. Namun, melalui kamera jebak (camera trap) yang dipasang di Suaka Margasatwa Princess Sirindhorn, para peneliti berhasil mendeteksi keberadaan mereka sepanjang tahun 2024 hingga 2025. Ini merupakan temuan pertama sejak terakhir kali spesies ini terlihat tahun 1995.
"Selama beberapa dekade, kucing kepala datar diklasifikasikan sebagai 'kemungkinan punah', namun setelah bertahun-tahun perlindungan berkelanjutan, kemitraan ilmiah yang kuat, dan penatagunaan masyarakat, kita sekarang dapat merayakan kembalinya spesies ini ke Thailand pada Hari Margasatwa Nasional ini," ujar Suchart Chomklin, Menteri Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Thailand, dalam sebuah pernyataan resmi.
Spesies Unik yang MisteriusKucing kepala datar adalah kucing terkecil di Asia Tenggara dengan berat hanya sekitar 2 kilogram, lebih ringan dari kucing rumahan pada umumnya. Spesies ini memiliki keunikan berupa kaki berselaput yang membantu mereka menjelajahi habitat lahan basah, seperti hutan rawa gambut, tempat mereka berburu ikan sebagai makanan utama.
Meski hidup di beberapa kantong wilayah di Brunei, Indonesia, dan Malaysia, keberadaan mereka sangat sulit dilacak oleh manusia. Daftar Merah IUCN terakhir kali menetapkan status spesies ini sebagai "Genting" (Endangered) pada tahun 2014 akibat hilangnya habitat lahan basah dan tekanan aktivitas manusia seperti perburuan.
Bukti Populasi yang BerkembangPenemuan ini merupakan bagian dari survei terbesar yang pernah dilakukan terhadap spesies tersebut, yang dipimpin oleh organisasi konservasi Panthera. Menariknya, kamera jebak tidak hanya menangkap satu individu, melainkan beberapa kucing, termasuk seekor induk yang sedang bersama anaknya. Temuan ini membuktikan bahwa kucing kepala datar tidak sekadar melintas, tetapi juga berkembang biak di wilayah Thailand Selatan.
"Penemuan kembali kucing kepala datar di Thailand selatan adalah kemenangan signifikan bagi konservasi di Thailand dan kawasan Asia Tenggara yang lebih luas di mana spesies ini masih ditemukan," kata Atthapol Charoenchansa, Direktur Jenderal Departemen Taman Nasional, Margasatwa, dan Konservasi Tanaman Thailand.
Riset intensif ini merupakan bagian dari penilaian baru IUCN yang dipimpin oleh Panthera, yang hasilnya diharapkan dapat dipublikasikan sepenuhnya pada awal tahun 2026 untuk memperkuat strategi perlindungan kucing misterius ini di masa depan. (Live Science/Z-2)

:strip_icc()/kly-media-production/medias/5456678/original/032820900_1766916133-Persebaya_vs_Persijap.jpg)


