JAKARTA, DISWAY.ID - Nilai Tes Kemampuan Akademik (TKA) siswa Indonesia anjlok hanya 20-50an.
Adapun mata pelajaran wajib TKA terdiri dari bahasa Indonesia, matematika, dan bahasa Inggris.
Bahasa Inggris menjadi mapel wajib dengan rerata nilai paling jeblok dibandingkan matematika dan bahasa Indonesia.
BACA JUGA:Nilai TKA Rendah: Saatnya Pembenahan Sistemik Pendidikan, Bukan Menyalahkan Guru
Dalam data capaian nasional, rerata nilai bahasa Inggris wajib hanya 24,93 dari 3.509.688 siswa.
Kemudian, rerata nilai matematika wajib 36,10 dari 3.489.148 siswa, dan rerata bahasa Indonesia 55,38 dari 3.477.893 siswa.
Ketua Dewan Pakar Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti menyoroti karakter soal TKA, khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, yang didominasi oleh bacaan panjang.
BACA JUGA:Nilai Rerata TKA Siswa RI Anjlok, FSGI: Apakah Soal Terlalu Sulit? Ini Evaluasi untuk Guru
Menurut Retno, hal ini berkaitan erat dengan budaya literasi siswa yang masih menjadi pekerjaan rumah besar di dunia pendidikan Indonesia.
“Soalnya banyak yang berbentuk bacaan panjang. Sementara budaya membaca siswa kita masih rendah. Akibatnya, teks bisa dibaca, tapi tidak dipahami,” ungkapnya.
Ketika pemahaman bacaan rendah, lanjut Retno, maka soal-soal lanjutan yang menuntut analisis isi teks otomatis menjadi sulit dijawab.
Kondisi ini membuat siswa membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan soal, bahkan berujung pada banyak pertanyaan yang tidak terjawab atau dijawab keliru.
BACA JUGA:Tekiro Menang di Pengadilan Niaga, Lawan Nama Merek Tekipo yang Dinilai Mirip
“Karena ceritanya panjang, waktunya habis di membaca. Akhirnya ada soal yang tidak dijawab, atau jawabannya salah,” tambahnya.
- 1
- 2
- »

/https%3A%2F%2Fcdn-dam.kompas.id%2Fimages%2F2025%2F12%2F16%2F2102ed2ed1783c706f4df08b897f5ee3-cropped_image.jpg)

