Indonesia Re: Asuransi Kesehatan hingga Properti jadi Motor Kinerja Reasuransi 2026

bisnis.com
10 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, JAKARTA — PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re melihat prospek bisnis reasuransi pada 2026 tetap positif dan berkelanjutan.

Direktur Teknik Operasi Indonesia Re, Delil Khairat menyebut pihaknya memproyeksikan asuransi kesehatan, asuransi jiwa kredit, dan mortalitas individu serta kumpulan menjadi penopang utama pertumbuhan reasuransi jiwa untuk 2026.

Sementara itu, lanjutnya, untuk reasuransi umum yang menjadi penopang adalah lini asuransi properti, asuransi kredit, dan kendaraan bermotor.

“Serta asuransi teknik dan rekayasa seiring berlanjutnya proyek infrastruktur nasional, diproyeksikan tetap menjadi kontributor utama premi,” ucapnya dalam keterangan tertulis, dikutip pada Senin (29/12/2025).

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });

Dia meneruskan, dari sisi reasuransi umum, Indonesia Re memandang bahwa pasar domestik masih memiliki prospek pertumbuhan yang solid.

Hal tersebut karena perbaikan fundamental ekonomi nasional, meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya asuransi, serta potensi pengembangan segmen risiko baru seperti siber dan perubahan iklim. 

Baca Juga

  • Indonesia Re Tunggu Keputusan Pemegang Saham Soal Penggantian Dirut
  • Indonesia Re: Reasuransi Eksotik Kerap Masuk Indonesia, Singgung Risiko Pencucian Uang

“Namun demikian, perusahaan tetap mencermati tantangan berupa peningkatan klaim akibat bencana alam, kondisi pasar yang melunak [soft market], serta ketatnya persaingan industri,” ujar Delil.

Untuk menjaga profitabilitas, Indonesia Re mengetatkan seleksi risiko, penyesuaian tarif premi yang sejalan dengan profil risiko, diversifikasi portofolio, pemanfaatan data dan analitik lanjutan, penguatan program retrosesi, serta akselerasi digitalisasi proses operasional dan klaim. 

Hingga akhir September 2025, perusahaan reasuransi BUMN ini mencatat kinerja keuangan yang solid dengan tetap mampu menjaga stabilitas bisnis di tengah dinamika pasar yang kompetitif.

“Perusahaan terus memperkuat kualitas portofolio melalui underwriting yang prudent, perbaikan syarat dan ketentuan, serta peningkatan efisiensi operasional sebagai dasar pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan,” tegas Delil.

Adapun, secara keseluruhan Delil menilai meningkatnya frekuensi dan intensitas bencana alam, perubahan iklim, serta faktor lingkungan memperkuat urgensi kebutuhan akan proteksi asuransi dan reasuransi yang lebih terstruktur dan memadai.

“Eksposur risiko bencana seperti gempa bumi dan banjir memang menjadi perhatian, tetapi di sisi lain kondisi ini mendorong permintaan terhadap solusi reasuransi yang lebih kuat, baik untuk asuransi jiwa, kesehatan, maupun risiko katastropik. Indonesia Re melihat peluang strategis untuk semakin berperan dalam memperkuat ketahanan finansial perusahaan asuransi nasional,” ucapnya.

Baginya, fluktuasi ekonomi global yang ditandai dengan perubahan suku bunga, inflasi, dan volatilitas nilai tukar menuntut industri reasuransi untuk semakin disiplin dalam pengelolaan risiko.

“Dalam konteks tersebut, penerapan underwriting yang prudent, pricing berbasis aktuaria yang akurat, penguatan valuasi, serta implementasi IFRS 17 menjadi faktor penting dalam menjaga daya saing perusahaan,” tandasnya.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca, Aceh Diprediksi Hujan Sangat Lebat di Akhir Tahun 2025
• 5 jam laluidxchannel.com
thumb
Lengkapi Imunisasi Anak dan Waspadai Penyakit Respiratori Selama Libur Akhir Tahun
• 12 jam lalumediaindonesia.com
thumb
Kabupaten Agam Sumbar Dilanda Gempa Tektonik, BPBD: 41 Rumah Rusak
• 2 jam lalukompas.tv
thumb
Penampakan Dua Helikopter Tabrakan di Udara, Hancur Berantakan
• 1 jam lalucnbcindonesia.com
thumb
Rakerwil DPW Perindo Sumsel, Sekjen: Fokus Penguatan Struktur Partai
• 1 jam laluokezone.com
Berhasil disimpan.