Mensesneg: Kemenhut Evaluasi 24 Izin Perusahaan di Aceh, Sumut, Sumbar

kumparan.com
6 jam lalu
Cover Berita

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, mengungkapkan Kementerian Kehutanan tengah mengevaluasi perizinan sejumlah perusahaan yang membuka lahan di kawasan hutan di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Prasetyo menyebut, izin yang dievaluasi adalah Hutan Tanaman Industri (HTI) dan Hak Pengusahaan Hutan (HPH).

"Kementerian Kehutanan juga bekerja keras melakukan pembersihan kayu-kayu yang hanyut dibawa banjir sekaligus juga melakukan monitoring dan evaluasi kepada kurang lebih hampir 24 izin-izin pengusahaan hutan di tiga provinsi, baik HTI maupun HPH," kata Prasetyo dalam jumpa pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (29/12).

Prasetyo tak menjelaskan lebih lanjut soal identitas 24 perusahaan yang izinnya dievaluasi tersebut.

Sebelumnya, Jaksa Agung, ST Burhanuddin, mengungkapkan bahwa pihaknya bersama Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH), telah melakukan identifikasi terhadap sejumlah perusahaan yang diduga turut menyebabkan banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Burhanuddin menyebut, Satgas PKH telah melakukan klarifikasi terhadap 27 perusahaan yang berada di tiga provinsi tersebut.

Hal itu disampaikan Burhanuddin dalam acara penyerahan hasil penguasaan kembali kawasan hutan dan penyelamatan keuangan negara, di Gedung Jampidsus Kejagung, Jakarta, Rabu (24/12).

"Satgas PKH telah melakukan identifikasi dengan temuan yakni sejumlah besar entitas korporasi dan perorangan terindikasi kontribusi terhadap bencana bandang, dan Satgas PKH telah melakukan klarifikasi terhadap 27 perusahaan yang tersebar di tiga provinsi tersebut," ujar Burhanuddin.

Berdasarkan hasil klarifikasi, kata dia, ditemukan bahwa bencana banjir dan longsor tersebut bukan hanya sekadar fenomena alam biasa.

"Berdasarkan hasil klarifikasi Satgas PKH dan hasil analisa Pusat Riset Interdisipliner ITB, diperoleh temuan terdapat korelasi kuat bahwa bencana banjir besar di Sumatera bukan hanya fenomena alam biasa, melainkan terarah pada alih fungsi lahan yang masif di hulu sungai Daerah Aliran Sungai yang bertemu dengan curah hujan yang tinggi," kata Burhanuddin.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
China Susun Standar Baru Keselamatan Pintu Mobil Listrik
• 11 jam lalumedcom.id
thumb
Update Harga Emas di Pegadaian Hari Ini, Senin 29 Desember 2025, Termurah Rp1.378.000
• 14 jam lalubisnis.com
thumb
Kemenhaj Dorong UMKM dan Diaspora Terlibat dalam Layanan Haji 2026
• 11 jam laludisway.id
thumb
600 WNI Masih Terjebak Sindikat Online Scam di Kamboja
• 20 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Hasil Super League: Malut United Comeback Dramatis atas Borneo FC
• 23 jam lalumedcom.id
Berhasil disimpan.