Apa Itu Skema Pensiun NDC dan Mengapa Ia Lebih Adil?

kumparan.com
3 jam lalu
Cover Berita

Setiap generasi di manapun selalu diberi satu tugas besar: Menyempurnakan warisan, bukan sekadar menerimanya.

Dalam soal pensiun Aparatur Sipil Negara, kita mewarisi sistem pensiun yang telah berjasa besar. Ia telah membangun rasa aman. Ia telah menjaga martabat pengabdian aparatur pada negara. Ia selalu memastikan bahwa masa tua tidak menjadi masa yang ditinggalkan negara. Tidak ada satir “laskar terlupakan” di masyarakat.

Namun kini, ketika beban demografi mulai berubah, ketika tekanan fiskal negara makin nyata, dan ketika transparansi publik menjadi tuntutan zaman, kita perlu bertanya secara jujur:

Adakah cara baru yang lebih adil, lebih berkelanjutan, dan lebih rasional—tanpa mengkhianati semangat janji perlindungan dari negara?

Di sinilah dunia mulai mengenal dan menggunakan Skema Pensiun NDC.

NDC: Nama Asing untuk Prinsip yang Sebenarnya Sangat Masuk Akal

NDC merupakan singkatan dari Notional Defined Contribution. Sekilas terdengar sangat teknis. Namun jika diterjemahkan dengan bahasa sederhana, maknanya sesungguhnya sangat membumi:

Berbeda dengan sistem pensiun lama yang manfaatnya ditentukan di awal (defined benefit: DB), NDC bekerja dengan logika:

Tidak ada unsur spekulasi. Sama sekali tidak ada janji-janji kosong. Yang ada hanyalah:

Hak yang tumbuh seiring pengabdian.

Mengapa Disebut Lebih Adil?

Kata “adil” dalam sistem pensiun sama sekali bukan soal sama rata, melainkan soal proporsionalitas:

Dalam skema NDC:

Semua dicatat. Semua bisa dihitung. Semua dikembangkan. Semua bisa diawasi secara terang benderang.

Inilah yang membuat NDC disebut sebagai sistem pensiun yang lebih adil secara antarindividu dan antargenerasi di dunia ini.

Negara Tetap Hadir, Justru Kehadirannya Lebih Tegas

Satu hal penting yang sering disalahpahami khalayak, dan kali ini perlu ditegaskan bahwa:

Dalam NDC, sangatlah nyata bahwa:

Bedanya, negara tidak akan lagi “menebak-nebak” kewajiban masa depan negara dari APBN tahunan semata. Negara membangunnya secara sistematis sejak hari pertama seseorang diangkat sebagai aparatur, pengabdi negara.

Sekali lagi, ini sama sekali bukan pengurangan peran negara. Ini merupakan bentuk nyata pendewasaan peran negara.

Dari Beban Fiskal Negara Menjadi Modal Sosial

Di sistem pensiun lama, pensiun sering dipersepsikan sebagai:

Dalam NDC, pensiun haruslah nyata-nyata berubah menjadi:

Dana yang terkumpul dari iuran negara dan aparatur dikelola menjadi:

Negara tidak lagi tertekan setiap tahun untuk “mencari uang pensiun”, karena dana amanah itu telah ada dan disiapkan dengan baik jauh-jauh hari.

Adil bagi Negara, Adil bagi Pegawai ASN

Skema NDC akan membawa keseimbangan baru:

Negara menjamin sistem pensiun bekerja.

Pegawai ASN membangun haknya melalui iuran.

Keduanya berjalan beriringan, sinergis, dan harmonis.

Inilah makna sesungguhnya keadilan dalam dimensi negara modern.

Apakah NDC Menghilangkan Perlindungan?

Sama sekali tidak. Justru sebaliknya.

Dalam desain sistem pensiun yang baik:

NDC bukan sistem pensiun yang kejam. Ia adalah sistem pensiun yang jujur.

Ia tidak menjanjikan lebih dari apa yang bisa disiapkan.

Namun ia juga tidak boleh mengurangi hak yang telah dibangun dengan setia.

Dari Janji Politik ke Kepastian

Peralihan paling mendasar dari sistem pensiun lama ke NDC sebenarnya bukan soal teknis. Ia adalah perubahan cara kita berpikir:

Dan bangsa yang besar selalu berani memilih kepastian, meskipun harus melalui masa penyesuaian.

Keadilan yang Dibangun Pelan-Pelan

Tidak ada sistem pensiun yang sempurna. Namun ada sistem yang semakin mendekati keadilan karena ia:

NDC bukanlah solusi ajaib. Ia adalah hasil perenungan panjang dunia dalam mencari keseimbangan baru kontrak sosial-moral masa depan antara negara dan aparaturnya.

Dan bagi Indonesia, pertanyaannya kini bukan lagi:

“Apakah Skema NDC Mungkin?”

Tetapi, sebagai bangsa besar, pertanyaanya menjadi lebih berkelas:

“Apakah kita siap membangun keadilan itu dari sekarang, sebelum waktu yang memaksa kita?”

Renungkanlah wahai anak bangsa!

----- AK20251229-----

JaminanPensiun (#7): Semuanya berupa gagasan, pemikiran, dan harapan masa depan. Untuk menggugah kesadaran literasi terhadap hal-hal yang menjadi kepentingan publik. Gunakan artikel ini secara bijak dan seperlunya. Komunikasi: [email protected].


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Jual McTominay, Garnacho, dan Selanjutnya Rashford, Alex Ferguson Yakin Pemain Akademi Masih Jadi Masa Depan MU
• 20 jam laluharianfajar
thumb
Klasemen Sementara Liga Inggris 2025-2026: Tottenham Menang, Liverpool Mulai Masuk ke Empat Besar
• 10 jam lalutvonenews.com
thumb
Persija Enggan Pandang Remeh Bhayangkara FC, Mantan Pemain seperti Ferarri Bisa Jadi Batu Sandungan
• 19 jam lalumerahputih.com
thumb
BMKG Keluarkan Peringatan 3 Hari ke Depan: Aceh Hujan Sangat Lebat 31 Desember
• 3 jam lalukumparan.com
thumb
CFD Depok Jadi Magnet Warga di Penghujung 2025
• 16 jam laludetik.com
Berhasil disimpan.