Setiap generasi di manapun selalu diberi satu tugas besar: Menyempurnakan warisan, bukan sekadar menerimanya.
Dalam soal pensiun Aparatur Sipil Negara, kita mewarisi sistem pensiun yang telah berjasa besar. Ia telah membangun rasa aman. Ia telah menjaga martabat pengabdian aparatur pada negara. Ia selalu memastikan bahwa masa tua tidak menjadi masa yang ditinggalkan negara. Tidak ada satir “laskar terlupakan” di masyarakat.
Namun kini, ketika beban demografi mulai berubah, ketika tekanan fiskal negara makin nyata, dan ketika transparansi publik menjadi tuntutan zaman, kita perlu bertanya secara jujur:
Adakah cara baru yang lebih adil, lebih berkelanjutan, dan lebih rasional—tanpa mengkhianati semangat janji perlindungan dari negara?
Di sinilah dunia mulai mengenal dan menggunakan Skema Pensiun NDC.
NDC: Nama Asing untuk Prinsip yang Sebenarnya Sangat Masuk AkalNDC merupakan singkatan dari Notional Defined Contribution. Sekilas terdengar sangat teknis. Namun jika diterjemahkan dengan bahasa sederhana, maknanya sesungguhnya sangat membumi:
Berbeda dengan sistem pensiun lama yang manfaatnya ditentukan di awal (defined benefit: DB), NDC bekerja dengan logika:
Iuran dan akumulasinya dicatat atas nama masing-masing individu,
Nilainya tumbuh secara “notional” mengikuti pertumbuhan ekonomi atau upah rata-rata,
Dana peserta dapat dikelola secara hati-hati dan dapat dipertanggungjawabkan agar selalu berkembang.
Saat pensiun tiba, seluruh akumulasi itu dikonversi menjadi manfaat bulanan seumur hidup.
Tidak ada unsur spekulasi. Sama sekali tidak ada janji-janji kosong. Yang ada hanyalah:
Hak yang tumbuh seiring pengabdian.
Mengapa Disebut Lebih Adil?Kata “adil” dalam sistem pensiun sama sekali bukan soal sama rata, melainkan soal proporsionalitas:
Siapa yang berkontribusi lebih lama, mendapat manfaat lebih besar,
Siapa yang berpenghasilan lebih tinggi, menanggung iuran lebih besar,
Siapa yang pensiun lebih awal, menerima manfaat yang disesuaikan.
Dalam skema NDC:
Tidak ada subsidi pensiun diam-diam yang tidak transparan,
Tidak ada generasi yang dibebani kewajiban generasi sebelumnya secara tak terlihat,
Tidak ada “lubang gelap” dalam perhitungan manfaat pensiun.
Semua dicatat. Semua bisa dihitung. Semua dikembangkan. Semua bisa diawasi secara terang benderang.
Inilah yang membuat NDC disebut sebagai sistem pensiun yang lebih adil secara antarindividu dan antargenerasi di dunia ini.
Negara Tetap Hadir, Justru Kehadirannya Lebih TegasSatu hal penting yang sering disalahpahami khalayak, dan kali ini perlu ditegaskan bahwa:
Dalam NDC, sangatlah nyata bahwa:
Negara tetap menjalankan kewajiban dan mengelola iuran,
Negara tetap mengatur parameter dan memastikan sistem berjalan,
Negara tetap menjamin pembayaran manfaat pensiun sepanjang hidup,
Negara tetap hadir sebagai penyeimbang risiko sistemik program pensiun.
Bedanya, negara tidak akan lagi “menebak-nebak” kewajiban masa depan negara dari APBN tahunan semata. Negara membangunnya secara sistematis sejak hari pertama seseorang diangkat sebagai aparatur, pengabdi negara.
Sekali lagi, ini sama sekali bukan pengurangan peran negara. Ini merupakan bentuk nyata pendewasaan peran negara.
Dari Beban Fiskal Negara Menjadi Modal SosialDi sistem pensiun lama, pensiun sering dipersepsikan sebagai:
Beban anggaran negara,
Kewajiban pasif negara,
Biaya sistem yang terus membesar.
Dalam NDC, pensiun haruslah nyata-nyata berubah menjadi:
Hak yang dibangun bersama negara dan aparaturnya,
Aset sosial yang potensial berkembang jangka panjang,
Instrumen stabilisasi ekonomi melalui pengelolaan sovereign fund.
Dana yang terkumpul dari iuran negara dan aparatur dikelola menjadi:
Penyangga kehidupan masa tua seluruh aparatur,
Penopang investasi jangka panjang dalam pembangunan nasional,
Peredam guncangan fiskal negara yang mungkin terjadi ketika krisis tak terelakkan.
Negara tidak lagi tertekan setiap tahun untuk “mencari uang pensiun”, karena dana amanah itu telah ada dan disiapkan dengan baik jauh-jauh hari.
Adil bagi Negara, Adil bagi Pegawai ASNSkema NDC akan membawa keseimbangan baru:
Negara tidak lagi memikul seluruh risiko program pensiun sendirian,
Pegawai ASN tidak lagi menggantungkan masa depannya pada keputusan politik tahunan,
Hubungan antara negara dan aparatur menjadi hubungan yang lebih dewasa, transparan, dan saling percaya.
Negara menjamin sistem pensiun bekerja.
Pegawai ASN membangun haknya melalui iuran.
Keduanya berjalan beriringan, sinergis, dan harmonis.
Inilah makna sesungguhnya keadilan dalam dimensi negara modern.
Apakah NDC Menghilangkan Perlindungan?Sama sekali tidak. Justru sebaliknya.
Dalam desain sistem pensiun yang baik:
Negara tetap memberikan batas bawah perlindungan (pensiun minimum),
Negara tetap membantu kelompok berpenghasilan rendah,
Negara tetap hadir saat terjadi krisis besar yang melanda.
NDC bukan sistem pensiun yang kejam. Ia adalah sistem pensiun yang jujur.
Ia tidak menjanjikan lebih dari apa yang bisa disiapkan.
Namun ia juga tidak boleh mengurangi hak yang telah dibangun dengan setia.
Dari Janji Politik ke KepastianPeralihan paling mendasar dari sistem pensiun lama ke NDC sebenarnya bukan soal teknis. Ia adalah perubahan cara kita berpikir:
Dari janji politik ke kepastian hak berbasis kontribusi,
Dari ketergantungan besar pada APBN tahunan ke kemandirian dana,
Dari ilusi keamanan finansial masa depan ke kepastian yang bisa dihitung.
Dan bangsa yang besar selalu berani memilih kepastian, meskipun harus melalui masa penyesuaian.
Keadilan yang Dibangun Pelan-PelanTidak ada sistem pensiun yang sempurna. Namun ada sistem yang semakin mendekati keadilan karena ia:
Jujur pada angka,
Rasional pada demografi,
Adil pada lintas generasi.
NDC bukanlah solusi ajaib. Ia adalah hasil perenungan panjang dunia dalam mencari keseimbangan baru kontrak sosial-moral masa depan antara negara dan aparaturnya.
Dan bagi Indonesia, pertanyaannya kini bukan lagi:
“Apakah Skema NDC Mungkin?”
Tetapi, sebagai bangsa besar, pertanyaanya menjadi lebih berkelas:
“Apakah kita siap membangun keadilan itu dari sekarang, sebelum waktu yang memaksa kita?”
Renungkanlah wahai anak bangsa!
----- AK20251229-----
JaminanPensiun (#7): Semuanya berupa gagasan, pemikiran, dan harapan masa depan. Untuk menggugah kesadaran literasi terhadap hal-hal yang menjadi kepentingan publik. Gunakan artikel ini secara bijak dan seperlunya. Komunikasi: [email protected].



