Bisnis.com, BANDUNG — Pemerintah Provinsi Jawa Barat meminta kabupaten/kota untuk mengkaji ulang investasi atau usaha perkebunan di bidang pohon sawit karena dinilai bisa membahayakan lingkungan.
Kepala Dinas Perkebunan Jawa Barat Gandjar Yudniarsa mengatakan urusan perkebunan sawit kembali menjadi atensi pihaknya setelah warga di Cirebon melaporkan adanya pembukaan lahan untuk kebun sawit.
“Pak Gubernur sudah notice ada penanaman sawit di Cirebon,” katanya, Senin (28/12/2025).
Menurutnya sejak Februari 2025, pihaknya mendapatkan informasi jika ada perusahaan yang ingin menanam sawit di sejumlah kabupaten. Reaksi paling keras waktu itu datang dari Pemkab Kuningan yang mengeluarkan kebijakan menghentikan penanaman sawit.
“Di bulan Maret Disbun Jabar membuat imbauan ke kabupaten kota untuk mengkaji mendalam soal penanaman sawit,” kata Gandjar.
Dalam imbauan tersebut provinsi meminta agar dilakukan pengkajian mendalam terkait kesesuaian dan dampak lingkungan penanaman sawit. “Karena untuk usaha perkebunan harus ada persetujuan lingkungan dan izin yang harus ditempuh,” tuturnya.
Baca Juga
- Nasionalisasi Kebun Sawit dan Tambang Ilegal ala Prabowo, 4 Juta Hektare Sudah Digenggam
- Harga TBS Sawit Sumut Hingga 6 Januari 2026 Naik Tipis
- Airlangga Pastikan Sawit RI Bebas Tarif Masuk AS, Tekstil Tetap Kena
Menurut Gandjar komoditas sawit selain tidak tepat ditanam di Jabar, sawit bukan komoditas unggulan. Sementara yang termasuk unggulan ada delapan yakni kopi, teh, tembakau, cengkeh, kakao, tebu, kelapa, karet.
“Sawit itu tidak termasuk komoditas unggulan di Jabar. Pertimbangannya tentu kesesuaian kondisi alam di Jabar termasuk jumlah populasi yang sudah tertanam,” katanya.
Berbeda dengan teh yang alamnya mendukung, juga tujuh komoditas lain yang akhirnya ditetapkan jadi unggulan.
“Teh kan di Jabar alamnya mendukung dan dari dulu teh, kopi, karet yang delapan itu sudah ada makanya jadi unggulan,” paparnya.



