Merger BUMN Karya hingga Transportasi Laut Ditarget Rampung Kuartal I 2026

Badan Pengaturan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membidik target merger BUMN Karya hingga BUMN transportasi laut rampung pada kuartal I 2026.

Wakil Kepala BP BUMN Aminuddin Ma'ruf mengatakan saat ini BP BUMN tengah dalam upaya perampingan perusahaan BUMN menjadi 220. Soal merger BUMN karya menjadi 3 perusahaan, menurut dia akan rampung pada kuartal I 2026 secara bersamaan, termasuk proses inbreng perusahaan-perusahaan tersebut.

“Awal awal (2026). Sudah (konsep merger). Kuartal I Insyaallah, semuanya barengan,” tutur Aminuddin saat ditemui di Kantor Kemenko Bidang Pangan, Jakarta Pusat, Senin (29/12).

Sejumlah BUMN Karya yang masuk daftar merger antara lain PT Hutama Karya (Persero), PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT PP (Persero) Tbk, PT Brantas Abipraya (Persero), PT Nindya Karya (Persero).

Selain BUMN Karya, merger BUMN transportasi laut juga ditargetkan rampung pada kuartal I 2026 dengan tiga perusahaan yang akan dijadikan satu holding, yaitu PT Pelni dan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) ke dalam PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo).

Aminuddin membantah PT Pos Indonesia akan tergabung ke dalam holding tersebut. “Masih tiga itu. Sama (pada kuartal I), itu kan kerangka besarnya memang menuju 220an BUMN dari sekaligus,” jelasnya.

Menurut dia pemerintah telah rampung mengkaji proses merger ini, termasuk soal model bisnis perusahaan-perusahaan tersebut yang berbeda. “Kita kaji kok itu (perbedaan model bisnis). Tinggal di eksekusi saja nanti,” ujarnya.

Kemudian mengenai rencana merger PT Kilang Pertamina Internasional, PT Pertamina Patra Niaga, dan PT Pertamina International Shipping, Aminuddin menyebut tengah dikaji dan Patra Niaga berkemungkinan menjadi holding tiga anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut. “Masih dikaji," jelasnya.