Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) meneken nota kesepahaman dengan Pimpinan Pusat Muslimat NU, untuk mempercepat perwujudan Asta Cita terkait kehidupan bersih dan sehat bagi setiap warga negara.
Penandatanganan dokumen bertepatan dengan Rapat Pleno I dan Inagurasi Paralegal Muslimat NU di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, pada Senin (29/12).
Menurut Menteri LH/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq, kolaborasi dua pihak ini menjadi momentum strategis, mengingat “pasukan hijau” Muslimat NU memiliki struktur hingga pelosok negeri.
“Melalui tangan ibu-ibu inilah kita mulai gerakan budaya baru: budaya bersih, peduli lingkungan, dan ekonomi sirkular,” kata Hanif dalam sambutannya, dikutip Senin (29/12).
KLH/BPLH akan mengintegrasikan peran Muslimat NU ke Program Bersih Sampah Nasional, yang telah disepakati bersama Kementerian Dalam Negeri.
Implementasi programnya adalah “Aksi Bersih Sampah pada Hari Jumat”, yang dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan mulai dari dari lingkungan rumah tangga, RT/RW, hingga tingkat provinsi.
Muslimat NU didorong untuk menjadi pelopor edukasi masyarakat dalam memilah sampah dari rumah, serta memastikan lokasi prioritas telah dibersihkan dan terjaga dari timbulan sampah baru.
Hanif menambahkan, menurutnya Muslimat NU bukan sekadar organisasi perempuan, melainkan kekuatan sosial luar biasa yang mampu menyentuh unit terkecil masyarakat untuk mengubah perilaku hidup bersih secara masif.
Penandatanganan nota kesepahaman juga dihadiri sejumlah tokoh, di antaranya Ketua Umum Dewan Pembina PP Muslimat NU sekaligus Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, serta Ketua PP Muslimat NU yang juga Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi.
“Agar seluruh jajaran di bawah koordinasinya menjalankan mandat ini dengan penuh tanggung jawab dan integritas untuk memberikan manfaat nyata bagi seluruh rakyat Indonesia,” tutup Hanif.



