Jakarta, CNBC Indonesia - Bentrokan berdarah meletus di barat laut Turki pada Senin pagi setelah militan kelompok ekstremis ISIS terlibat baku tembak dengan kepolisian. Insiden ini menewaskan tiga petugas polisi dan enam militan, serta melukai sedikitnya delapan polisi lainnya dan seorang penjaga malam.
Peristiwa ini terjadi di distrik Elmali, Provinsi Yalova, wilayah yang terletak di selatan Istanbul, saat polisi menyerbu sebuah rumah yang menjadi tempat persembunyian para militan.
Seluruh militan yang tewas dalam insiden tersebut dikonfirmasi sebagai warga negara Turki. Operasi dimulai sekitar pukul 02.00 dini hari waktu setempat dan baru dinyatakan selesai pada pukul 09.40 pagi.
Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya, menyatakan bahwa operasi di Yalova merupakan bagian dari serangkaian penggerebekan serentak yang dilakukan di lebih dari 100 lokasi di 15 provinsi di seluruh Turki. Pasukan khusus dari Provinsi Bursa bahkan dikerahkan untuk memperkuat operasi di Yalova.
Yerlikaya menekankan bahwa operasi dilakukan dengan "sangat hati-hati" karena adanya keberadaan warga sipil di dalam rumah target.
"Lima wanita dan enam anak-anak yang berada di dalam rumah berhasil dievakuasi dengan selamat sebelum kontak senjata memuncak," ujar Yerlikaya, dilansir The Associated Press.
Operasi besar-besaran ini dilakukan hanya berselang seminggu setelah kepolisian Turki menangkap 115 simpatisan ISIS yang diduga merencanakan serangan teror pada perayaan Natal dan Tahun Baru.
Pejabat berwenang menyebutkan bahwa kelompok tersebut telah menyerukan aksi kekerasan, khususnya yang menargetkan kelompok non-Muslim selama masa libur akhir tahun. Turki sendiri memiliki sejarah kelam dengan ISIS, termasuk serangan brutal di sebuah kelab malam di Istanbul pada malam Tahun Baru 2017 yang menewaskan 39 orang.
(tps/luc)
