China Dukung Pembicaraan Damai Trump-Zelensky, Dorong Penyelesaian Krisis Ukraina Lewat Jalur Diplomasi

Pantau - Pemerintah China menyatakan dukungannya terhadap hasil pembicaraan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam upaya terbaru mencapai perdamaian di Ukraina, yang berlangsung pada Minggu, 28 Desember 2025 di resor Mar-a-Lago, Florida.

"China mendukung semua upaya yang kondusif untuk penyelesaian damai krisis Ukraina dan berharap para pihak akan mencapai kesepakatan perdamaian yang adil, jangka panjang dan mengikat melalui dialog dan negosiasi sesegera mungkin," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian.

China Tegaskan Komitmen untuk Perdamaian, Terus Berkomunikasi dengan Rusia dan Ukraina

Lin Jian menyebut China terus menjaga komunikasi erat dengan semua pihak terkait, termasuk Rusia dan Ukraina, dalam rangka mendukung tercapainya gencatan senjata yang berkelanjutan.

"Kami telah berupaya untuk mencapai gencatan senjata dan mempromosikan perundingan perdamaian, dan upaya kami telah membuahkan hasil. China mendukung semua upaya yang kondusif bagi perdamaian dan akan terus memainkan peran konstruktif untuk tujuan ini," tegasnya.

Dukungan China datang di tengah pernyataan Trump yang menyebut pembicaraan dengan Zelensky berlangsung “sangat baik” dan menyampaikan bahwa kesepakatan damai untuk mengakhiri konflik "sudah jauh lebih dekat".

Meski media setempat menyebut belum ada tanda-tanda terobosan besar, kedua pemimpin menyatakan telah membahas sejumlah isu penting secara mendalam dalam kerangka kerja perdamaian.

Kesepakatan Damai Hampir Rampung, Putin-Donald Trump Bentuk Tim Kerja

Presiden Zelensky menyebut rencana perdamaian 20 poin kini telah mencapai “90 persen” kesepakatan, sementara Trump memperkirakan kemajuan "mungkin mendekati 95 persen".

"Kita mungkin sangat dekat. Ada satu atau dua isu yang sangat pelik, isu yang sangat berat, tetapi saya pikir kami bekerja dengan sangat baik," ujar Trump.

Beberapa isu utama yang masih dibahas mencakup jadwal gencatan senjata, usulan pembentukan zona demiliterisasi, pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia yang saat ini dikuasai Rusia, serta kontrol wilayah Donbas di Ukraina timur.

Sebelum pertemuan dengan Zelensky, Trump mengungkapkan bahwa ia telah melakukan percakapan via telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Minggu pagi.

Asisten kebijakan luar negeri utama Kremlin, Yuri Ushakov, menyampaikan bahwa dalam percakapan panjang itu, Putin dan Trump sepakat bahwa penyelesaian damai jangka panjang lebih baik dibandingkan gencatan senjata sementara yang selama ini didorong oleh Ukraina dan negara-negara Eropa.

Putin juga menyetujui tawaran Amerika Serikat untuk membentuk dua kelompok kerja: satu fokus pada isu keamanan dan satu lagi pada isu ekonomi sebagai bagian dari kesepakatan damai.

Kesepakatan Melibatkan Jaminan Keamanan dan Status Netral Ukraina

Sebelumnya, pada 15 Desember, Kanselir Jerman Friedrich Merz menyatakan bahwa Uni Eropa dan Amerika Serikat telah sepakat memberikan jaminan keamanan kepada Ukraina dengan model berdasarkan Pasal 5 NATO.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menambahkan bahwa Moskow dan Washington telah menyetujui prinsip bahwa Ukraina harus menjadi negara non-blok, netral, dan non-nuklir sebagai bagian dari rancangan kesepakatan damai jangka panjang.

China, melalui pernyataan resminya, menegaskan akan terus berperan sebagai pihak yang mendorong solusi diplomatik dan menjaga stabilitas kawasan.