Apa Itu Danshari? Seni Decluttering ala Jepang untuk Menata Ruang dan Hidup di 2026

viva.co.id
19 jam lalu
Cover Berita

Jakarta,VIVA – Awal tahun kerap menjadi momen refleksi: resolusi baru, kebiasaan baru, dan keinginan untuk hidup lebih rapi, baik secara fisik maupun mental. Namun bagi banyak orang, rumah yang penuh barang justru menjadi sumber stres tersendiri. 

Lemari sesak, laci tak terpakai, dan barang-barang yang “mungkin berguna suatu hari nanti” sering kali menumpuk tanpa disadari. Scroll untuk info lebih lanjut... 

Baca Juga :
Hubungan dengan Jepang Terus Memburuk, Rusia Minta Tokyo Ubah Sikap
China Desak Agen Perjalanan Pangkas Warganya Plesiran ke Jepang 40 Persen

Di tengah tren decluttering, Jepang ternyata memiliki sosok pionir yang lebih dulu memperkenalkan filosofi menata ruang secara mendalam. Namanya Hideko Yamashita, perempuan yang dikenal sebagai “Ratu Decluttering” asli Jepang dan pencetus metode danshari, jauh sebelum konsep merapikan ala Marie Kondo dikenal luas di luar Jepang.

Hideko Yamashita telah menulis buku tentang danshari sejak 2009. Karya-karyanya terjual lebih dari 7 juta kopi di Jepang dan menginspirasi berbagai kalangan untuk tidak hanya merapikan rumah, tetapi juga hidup mereka. 

Menurut Yamashita, decluttering bukan sekadar membuang barang. “Decluttering adalah tentang menciptakan tempat bagi diri sendiri untuk kembali ke jati diri yang sejati,” ujarnya, sebagaimana dikutip dari The Japan Times, Selasa, 30 Desember 2025.

Berbeda dari pendekatan sederhana, danshari memiliki akar filosofi yang lebih dalam. Metode ini terinspirasi dari yoga dan Buddhisme, khususnya konsep dankō, shagyō, dan rigyō atau memutus, membuang, dan melepaskan. Dari sinilah istilah danshari lahir.

“Ini adalah metode latihan yoga untuk melepaskan keterikatan mental demi mendapatkan kembali kebebasan batin,” kata Yamashita. “Seperti yoga, decluttering adalah latihan fisik harian yang bisa diterapkan dalam kehidupan modern.”

Pengalaman pribadi Yamashita menghadapi rumah yang penuh barang menjadi titik balik lahirnya filosofi ini. “Menghadapi barang-barang kita sama seperti menghadapi diri kita sendiri,” katanya. “Melepaskan benda berarti melepaskan keterikatan, dan melalui proses itu kita pulih dan bertumbuh.”

Namun, tujuan akhir danshari bukan sekadar rumah rapi. Yamashita menyebutnya sebagai “sunny life” atau hidup tanpa terbebani penyesalan masa lalu atau kecemasan masa depan. “Itu berarti hidup dengan mempercayai diri yang ada di sini dan saat ini,” jelasnya.

Baca Juga :
Warga RI Siap-siap! Jepang Bakal Buka Pintu Lebar untuk Pekerja Asing, Target Lebih dari 1 Juta Tenaga Kerja
Jepang Ingin Batasi Pekerja Asing Mulai 2027, Kuota Ditarget 426 Ribu Orang
Indonesia Disebut Paling Dirugikan Akibat Kenaikan Suku Bunga Bank Sentral Jepang

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Profil Diva Azzura, Tiktokers yang Diduga Pacar Baru Daehoon, Sudah Tak Malu Pamer Kemesraan
• 15 jam lalugrid.id
thumb
BRI Super League: Ditahan PSBS, Jean-Paul van Gastel Sebut PSIM Seharusnya Bisa Menang
• 21 jam lalubola.com
thumb
Golden Tulip Pontianak Awali Tahun 2026 dengan Promo Menginap Nyaman dan Sajian Spesial di Bulan Januari
• 14 jam lalumediaindonesia.com
thumb
Perayaan Natal di Lebak, Bonnie Triyana Ajak Jemaat Doakan Alm Romo Mudji
• 21 jam lalujpnn.com
thumb
Takut Terjadi Peristiwa Besar? Banyak Daerah di Tiongkok Batalkan Acara Malam Tahun Baru 2026
• 12 jam laluerabaru.net
Berhasil disimpan.