Dunia Tak Menuju Keteraturan Baru di 2026: Negara Diuji, Rakyat Bertahan, Ketahanan Jadi Kunci

pantau.com
8 jam lalu
Cover Berita

Pantau - Tahun 2026 bukan awal dari tatanan baru dunia, melainkan kelanjutan dari kekacauan yang telah berlangsung lama. Di tengah ketegangan global, dunia tidak menuju stabilitas, melainkan bertahan dalam ketidakpastian yang semakin permanen.

Retakan dalam sistem internasional hanya ditambal sementara. Geopolitik global kini lebih dikuasai oleh transaksi, tarif, sanksi teknologi, dan kekuatan militer—menggeser nilai-nilai luhur dan solidaritas.

Diplomasi berubah menjadi ajang tawar-menawar, di mana negara yang lemah harus membayar lebih mahal untuk eksistensinya.

Empat Tipe Negara dalam Dunia yang Retak

Dalam lanskap global 2026, negara diklasifikasikan ke dalam empat tipe utama:

Negara adaptif
Negara yang sadar dunia tidak bisa dikendalikan, tapi bisa dinegosiasikan. Mereka tidak terpaku pada dominasi, melainkan bertahan dan memperluas ruang gerak.
Contoh:

China, yang memperkuat ekspor dan menjual stabilitas politik sebagai produk.

India, yang bermain di semua sisi demi kepentingan nasional, tanpa komitmen ideologis jelas.

Negara oportunis
Negara yang melihat kekacauan sebagai peluang. Mereka memanfaatkan ketidakpastian untuk meningkatkan posisi tawar.
Contoh:

Negara-negara Teluk, yang memosisikan diri sebagai mediator, investor, dan pusat teknologi global.
Modal finansial dijadikan alat pengaruh politik, dan keberanian membaca peluang menjadi kekuatan utama.

Negara resisten
Negara atau kelompok yang menolak tunduk pada logika uang dan senjata. Gerakan ini bisa muncul dari negara kecil atau masyarakat sipil.
Mereka menolak normalisasi kekerasan dan menyuarakan ruang etika, meski menghadapi tekanan besar dan membutuhkan stamina politik tinggi.

Negara kewalahan
Negara yang kehilangan arah, dengan kebijakan reaktif dan ketergantungan ekonomi tinggi.
Mereka tidak punya posisi dalam tatanan global, hanya menjadi objek yang menanggung beban dari keputusan negara lain.

Ketahanan Bukan Lagi Kembali ke Kondisi Lama

Menurut pemikir David Chandler, ketahanan hari ini bukan sekadar kembali ke keadaan semula, tapi kemampuan bertahan dalam ketidakpastian permanen.

Negara yang terus bernostalgia pada kestabilan masa lalu akan tertinggal.

Contohnya, Eropa yang ingin meraih otonomi strategis, namun tetap tergantung pada Amerika Serikat.

Kebijakan pertahanannya mengarah pada peningkatan anggaran militer tanpa visi sosial dan ekonomi yang jelas.

Ketahanan yang terlalu sempit pada aspek militer justru melupakan strategi yang lebih menyentuh kehidupan masyarakat.

Rakyat di Bawah Tekanan Sosial dan Ekonomi

Sementara negara fokus pada pertahanan dan geopolitik, rakyat menghadapi kenyataan hidup yang makin sulit.

Subsidi dipangkas, harga energi dan pangan melonjak, jaring pengaman sosial melemah, dan pasar tenaga kerja tertekan.

Ketahanan warga diuji di rumah, sementara ketahanan negara dirancang di ruang konferensi.

Rakyat diminta bersabar demi hasil jangka panjang, padahal kebutuhan sehari-hari mendesak dipenuhi sekarang juga.

Paradoks 2026 dan Ancaman Legitimasi Politik

Tahun 2026 memperlihatkan paradoks global: negara bersiap perang, rakyat berjuang untuk bertahan hidup.

Jika jarak ini terus melebar, kepercayaan terhadap negara bisa runtuh.

Dalam kondisi legitimasi yang goyah, negara cenderung menggunakan represi sebagai jalan pintas.

Namun, represi hanya menunda krisis, bukan menyelesaikannya, dan meninggalkan luka sosial yang dalam.

Yang Bertahan Adalah yang Cerdas Membaca Zaman

Di tahun 2026, negara yang bertahan bukanlah yang paling kuat, tapi yang paling cerdas membaca situasi.

Menang bukan berarti menyerang, tapi tahu kapan maju, kapan menepi, dan kapan diam.

Negara yang gagal membaca zaman dan terjebak pada tatanan lama justru lebih mudah tersingkir, meskipun kaya sumber daya.

Dunia terus bergerak tanpa aba-aba, dan hanya mereka yang adaptif dan tenang yang akan bertahan dalam ketidakpastian ini.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Berita Populer: Kecelakaan Berulang Bukan Takdir; Modifikasi Polytron Fox R
• 8 jam lalukumparan.com
thumb
Jelajah UMKM 2025: Loenpia Mbak Lien Konsisten Berinovasi dan Jaga Tradisi
• 3 jam lalubisnis.com
thumb
BNNP Kepri bentuk sejumlah inovasi tekan angka pengguna narkoba
• 21 jam laluantaranews.com
thumb
Totalitas Yasmin Napper dan Megan Domani di Musuh Dalam Selimut, Akting Emosional Tuai Pujian
• 19 jam lalugrid.id
thumb
Petrosea (PTRO) Garap Proyek Tambang SINI Rp 17 T, Bagaimana Dampak ke Kinerja?
• 19 jam lalukatadata.co.id
Berhasil disimpan.