Bursa Asia Bergerak Beragam di Akhir Perdagangan 2025

idxchannel.com
13 jam lalu
Cover Berita

Bursa saham Asia bergerak variatif di perdagangan terakhir tahun ini, Selasa (30/12/2025), seiring pelemahan di Wall Street.

Bursa Asia Bergerak Beragam di Akhir Perdagangan 2025. (Foto: Reuters)

IDXChannel – Bursa saham Asia bergerak variatif di perdagangan terakhir tahun ini, Selasa (30/12/2025), seiring pelemahan di Wall Street.

Menurut data pasar, pukul 08.57 WIB, Hang Seng Hong Kong naik 0,20 persen, ASX 200 Australia menguat 0,02 persen, dan STI Singapura terkeek 0,44 persen.

Baca Juga:
BRI Gelar Program Trauma Healing untuk Anak Terdampak Bencana Sumatera

Berbeda, indeks Nikkei 225 melemah 0,27 persen dan Topix turun 0,24 persen. Demikian pula, indeks Shanghai Composite berkurang 0,25 persen dan KOSPI Korea Selatan minus 0,05 persen.

Investor Negeri Sakura mencerna risalah rapat Bank of Japan (BoJ) bulan Desember yang menunjukkan banyak anggota dewan melihat adanya ruang untuk kenaikan suku bunga lanjutan.

Baca Juga:
Harga Emas Antam (ANTM) Jelang Akhir Tahun Anjlok Rp95 Ribu, Cek Daftarnya

Pandangan tersebut muncul setelah BoJ menaikkan suku bunga acuannya ke level tertinggi dalam 30 tahun, yakni 0,75 persen, pada pertengahan Desember.

Secara tahunan, Nikkei diperkirakan melonjak sekitar 28 persen sepanjang 2025. Ini menjadi kenaikan tahunan ketiga berturut-turut, ditopang pemulihan ekonomi Jepang, kinerja laba korporasi yang solid, serta meredanya tekanan perdagangan global.

Baca Juga:
Perdagangan Terakhir 2025, TLKM-RAJA Jadi Sorotan Analis

Topix juga diperkirakan membukukan kenaikan tahunan sekitar 23 persen dan juga mencatatkan tren penguatan selama tiga tahun berturut-turut.

Wall Street Melemah

Di Amerika Serikat (AS), indeks-indeks utama Wall Street ditutup melemah pada Senin, mengawali pekan terakhir tahun ini dengan nada hati-hati.

Pelemahan terjadi setelah saham-saham teknologi berkapitalisasi besar terkoreksi dari reli pekan lalu yang sempat mendorong S&P 500 ke rekor tertinggi.

Sektor teknologi informasi menekan pergerakan S&P 500, seiring mayoritas saham teknologi dan terkait kecerdasan buatan melemah. Saham Nvidia turun 1,2 persen, sedangkan Palantir Technologies merosot 2,4 persen.

“Ini bukan awal dari berakhirnya dominasi saham teknologi, melainkan peluang beli,” ujar Direktur dan Kepala Strategi Investasi di Haverford Trust, Hank Smith, dikutip Reuters.

“Alasan utamanya, saham-saham teknologi besar, di luar Tesla, tidak memiliki valuasi yang menantang jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan, kekuatan bisnis, serta kondisi keuangan mereka yang sangat solid,” imbuh Smith.

Indeks S&P 500 turun 0,35 persen ke level 6.905,74. Nasdaq Composite melemah 0,50 persen ke 23.474,35. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average turun 0,51 persen ke 48.461,93.

Secara global, saham-saham dunia diperkirakan mengakhiri 2025 di level rekor, sementara dolar AS bertahan di dekat posisi terendah hampir tiga bulan. Kondisi ini mencerminkan ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga lanjutan oleh Federal Reserve (The Fed) tahun depan. (Aldo Fernando)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
2026 Jakarta akan Macet, PAM Jaya Minta Maaf karena Proyek Pipa 1.000 Km
• 17 jam lalumerahputih.com
thumb
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Tajam, Kembali Dekati Rp2,5 Juta
• 12 jam lalumedcom.id
thumb
Serangan Israel di Gaza Berlanjut di Tengah Gencatan Senjata
• 4 jam lalumetrotvnews.com
thumb
China turunkan tarif impor untuk produk tertentu tahun depan
• 13 jam laluantaranews.com
thumb
Pelabuhan Sibolga Pastikan Layanan Optimal Selama Nataru
• 14 jam lalumediaapakabar.com
Berhasil disimpan.