Pantau - Pemerintah Rusia menuduh Ukraina melakukan serangan drone terhadap kediaman Presiden Vladimir Putin di wilayah Novgorod pada akhir Desember 2025. Klaim ini memicu ketegangan diplomatik baru dan berpotensi mengganggu proses perdamaian yang sedang dijajaki antara Rusia, Ukraina, dan Amerika Serikat.
Rusia Klaim Serangan Drone Massif, Ukraina Tegaskan Tidak TerlibatMenurut pernyataan resmi dari Kremlin dan Menlu Rusia Sergei Lavrov, serangan yang diklaim terjadi itu melibatkan 91 drone jarak jauh, seluruhnya disebut telah dihancurkan oleh sistem pertahanan udara Rusia sebelum mencapai target.
Meski begitu, Presiden Volodymyr Zelenskyy dan pejabat tinggi di Kyiv membantah keterlibatan Ukraina, dan menyebut tuduhan tersebut sebagai upaya Moskow untuk menggagalkan proses diplomasi yang sedang berlangsung serta mencari pembenaran untuk meningkatkan serangan ke Ukraina.
Zelenskyy menyatakan bahwa Ukraina tetap berkomitmen terhadap proses perdamaian, dan menilai bahwa klaim Rusia merupakan bentuk provokasi.
Putin Hubungi Trump, Sebut Serangan “Takkan Dibiarkan Tanpa Balasan”Setelah insiden tersebut, Presiden Putin mengadakan pembicaraan via telepon dengan Presiden AS Donald Trump. Dalam percakapan itu, Putin memperingatkan bahwa serangan ke kediamannya tidak akan dibiarkan tanpa balasan, dan mengindikasikan kemungkinan revisi posisi negosiasi Rusia dalam pembicaraan damai yang sedang berlangsung.
Kremlin juga menyatakan bahwa Trump merasa “terkejut dan sangat marah” atas laporan tersebut, meskipun hingga kini tidak ada konfirmasi independen bahwa Ukraina benar-benar melancarkan serangan tersebut.
Reaksi AS: "Waktu yang Salah untuk Serangan Seperti Itu"Presiden Donald Trump menyatakan kepada media bahwa jika serangan tersebut benar terjadi, maka waktunya sangat tidak tepat mengingat proses perdamaian sedang berlangsung.
Ia juga menyatakan keprihatinan bahwa ketegangan seperti ini dapat mengganggu upaya diplomasi yang telah ia mediasi bersama kedua pihak, menyusul pertemuannya sebelumnya dengan Presiden Zelenskyy di Florida.
Konflik Memanas di Tengah Upaya DamaiInsiden ini menambah ketegangan dalam situasi yang sudah rapuh, dengan para analis menyebut bahwa tuduhan Rusia bisa menjadi alasan strategis untuk memperpanjang konflik, atau bahkan mengalihkan fokus dari tekanan internal maupun posisi negosiasi.
Di sisi lain, AS tetap mendorong kelanjutan pembicaraan damai, namun menghadapi tantangan besar apabila eskalasi militer kembali meningkat akibat tuduhan yang belum terbukti tersebut.



