Nilai TKA SMA Rendah, Pimpinan Komisi X: Momentum Perbaikan Sistem Pendidikan

kompas.com
6 jam lalu
Cover Berita

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi X DPR Kurniasij Mufidayati mengajak pihak terkait untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia, menyusul laporan hasil Tes Kemampuan Akademik (TKA) 2025 yang menunjukkan rendahnya nilai untuk mata pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris.

Menurutnya, rendahnya hasil TKA pada 2025 jangan menjadi ajang untuk saling menyalahkan, tetapi jadi bahan evaluasi yang membutuhkan respons bijak dan kolaboratif.

Ia menekankan, hasil evaluasi ini adalah sinyal bahwa sistem pendidikan nasional mulai dari kurikulum, pelatihan guru, hingga fasilitas sekolah membutuhkan penyempurnaan yang lebih terarah.

"Kita tidak sedang mencari siapa yang salah, hasil TKA SMA ini adalah cermin bersama. Ini momentum bagi semua stakeholder untuk duduk bersama membenahi apa yang kurang. Semangatnya adalah perbaikan, bukan menyalahkan," ujar Kurniasih lewat keterangan tertulisnya, Selasa (30/12/2025).

Baca juga: Nilai TKA SMA Jeblok, Anggota DPR: Tingkatkan Kualitas Guru dan Konsistenkan Kurikulum

Ia mendukung langkah Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) untuk konsisten terhadap tujuan TKA, yaitu sebagai tahap awal perbaikan mutu pembelajaran dan standarisasi mutu pendidikan di seluruh daerah.

var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=Komisi X , SMA, Tes Kemampuan Akademik, Kemendikdasmen, hasil TKA, tes kemampuan akademik 2025, hasil tka sma, hasil tka sma 2025, hasil TKA 2025, Kurniasih Mufidayati&post-url=aHR0cHM6Ly9uYXNpb25hbC5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8zMC8xMjQ1MjgzMS9uaWxhaS10a2Etc21hLXJlbmRhaC1waW1waW5hbi1rb21pc2kteC1tb21lbnR1bS1wZXJiYWlrYW4tc2lzdGVtLXBlbmRpZGlrYW4=&q=Nilai TKA SMA Rendah, Pimpinan Komisi X: Momentum Perbaikan Sistem Pendidikan§ion=Nasional' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `
${response.judul}
Artikel Kompas.id
`; document.querySelector('.kompasidRec').innerHTML = htmlString; } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } }); xhr.open("GET", endpoint); xhr.send();

Kurniasih mengutip Kemendikdasmen, di mana TKA bertujuan menyediakan data yang objektif dan komprehensif sebagai landasan perbaikan kebijakan peningkatan mutu pendidikan di masa yang akan datang.

TKA, kata Kurniasih, bukan untuk melabeli tingkat kecerdasan siswa dan turunnya mutu pendidikan nasional.

"Sebaiknya TKA tidak menjadi syarat kelulusan siswa dari Sekolah dan syarat melanjutkan pendidikan di tingkat selanjutnya," ujar Kurniasih.

Baca juga: Nilai TKA Matematika-Bahasa Inggris Rendah, Anggota DPR Serukan Evaluasi Total

"Kemendiktisaintek perlu pertimbangkan capaian TKA saat ini, tidak menjadi syarat pendaftaran ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) baik melalui jalur SNBP maupun SNBT atau jalur lainnya," sambungnya.

Jelang TKA untuk SD dan SMP pada 2026, Kurniasih menyoroti pentingnya dukungan moril dan teknis secara konkret bagi para guru.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu juga berpesan agar TKA tidak menjadi beban siswa, guru, maupun sekolah.

"Capaian TKA SMA, jangan membuat siswa stress dan putus harapan. Juga tidak untuk menurunkan semangat guru dalam keberhasilannya mendidik anak-anak. Guru kita di garda terdepan sudah bekerja keras. Tugas kita memberikan dukungan moril dan memfasilitasi mereka agar lebih bersemangat menyiapkan siswa menghadapi TKA," ujar Kurniasih.

Baca juga: Rendahnya Nilai TKA: Kegagalan Sistemik Pendidikan Indonesia

DOK. PERKUMPULAN STRADA Ilustrasi siswa SMA dan SMK di bawah naungan Perkumpulan Strada.

Nilai TKA Tingkat SMA

Kemendikdasmen mengungkap nilai rerata siswa SMA sederajat di TKA 2025. Hasilnya, nilai rerata paling tinggi mata pelajaran wajib adalah Antropologi yakni sebesar 70,43 dan paling rendah adalah mata pelajaran Bahasa Inggris Wajib 24,93.

Kepala Badan Standar Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikdasmen, Toni Toharudin, menegaskan bahwa nilai-nilai tersebut tidak dimaknai sebagai peringkat atau penentu kelulusan, tetapi capaian untuk melihat kompetensi siswa.

Kemudian, hasil tersebut bisa dijadikan evaluasi baik untuk siswa ataupun sekolah dan pemerintah daerah.

"Data ini saya kira akan menjadi bahan evaluasi kebijakan, kemudian penguatan pendampingan untuk seluruh satuan pendidikan, dan juga peningkatan kualitas pembelajaran ke depan," kata Toni di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta, Senin (22/12/2025).

googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-for-outstream'); });
.ads-partner-wrap > div { background: transparent; } #div-gpt-ad-Zone_OSM { position: sticky; position: -webkit-sticky; width:100%; height:100%; display:-webkit-box; display:-ms-flexbox; display:flex; -webkit-box-align:center; -ms-flex-align:center; align-items:center; -webkit-box-pack:center; -ms-flex-pack:center; justify-content:center; top: 100px; }
LazyLoadSlot("div-gpt-ad-Zone_OSM", "/31800665/KOMPAS.COM/news", [[300,250], [1,1], [384, 100]], "zone_osm", "zone_osm"); /** Init div-gpt-ad-Zone_OSM **/ function LazyLoadSlot(divGptSlot, adUnitName, sizeSlot, posName, posName_kg){ var observerAds = new IntersectionObserver(function(entires){ entires.forEach(function(entry) { if(entry.intersectionRatio > 0){ showAds(entry.target) } }); }, { threshold: 0 }); observerAds.observe(document.getElementById('wrap_lazy_'+divGptSlot)); function showAds(element){ console.log('show_ads lazy : '+divGptSlot); observerAds.unobserve(element); observerAds.disconnect(); googletag.cmd.push(function() { var slotOsm = googletag.defineSlot(adUnitName, sizeSlot, divGptSlot) .setTargeting('Pos',[posName]) .setTargeting('kg_pos',[posName_kg]) .addService(googletag.pubads()); googletag.display(divGptSlot); googletag.pubads().refresh([slotOsm]); }); } }

Baca juga: 9 Provinsi dengan Nilai Matematika Tertinggi di TKA 2025

Berikut daftar nilai rerata TKA SMA sederajat tahun 2025:

Mata pelajaran wajib
  • Bahasa Indonesia wajib: 55,38
  • Matematika wajib: 36,10
  • Bahasa Inggris wajib: 24,93
  • PPKN: 60,91
  • Antropologi: 70,43
  • Projek Kreatif dan Kewirausahaan: 56,34
  • Bahasa Indonesia Lanjut: 68,02
  • Matematika lanjut: 39,32
  • Bahasa Inggris lanjut: 45,23
  • Biologi: 54,40
  • Sosiologi: 60,07.

Baca juga: Nilai TKA SMA 2025 Jeblok, Tanda Masalah Besar di Pendidikan Dasar

Mata pelajaran pilihan
  • Ekonomi: 31,68
  • Kimia: 34,92
  • Sejarah: 62,72
  • Fisika: 37,65
  • Geografi: 70,36
  • Bahasa Arab: 64,97
  • Bahasa Jepang: 55,21
  • Bahasa Mandarin: 57,66
  • Bahasa Jerman: 36,57
  • Bahasa Korea: 28,55
  • Bahasa Perancis: 45,05.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Pemerintah Targetkan Cadangan Beras 4 Juta Ton pada 2026
• 14 jam lalurepublika.co.id
thumb
Risiko Limbah di Balik Ramainya Pemancing Kali Jakarta
• 5 jam lalukompas.com
thumb
Perkuat Ketahanan Pangan, GP Ansor Kembangkan Peternakan Ayam Broiler di Subang
• 21 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Tips Gampang Ikut Lelang Mobil
• 6 jam lalumedcom.id
thumb
JPPI Terima Aduan Sekolah di Banten Diduga Palak SPPG Rp1.000 per Siswa Tiap Hari
• 1 jam lalusuara.com
Berhasil disimpan.