Induk Google Akuisisi Perusahaan Energi Terbarukan Senilai Rp 79,66 Triliun

katadata.co.id
9 jam lalu
Cover Berita

Alphabet, induk usaha Google, mengakuisisi Intersect, perusahaan pengembang energi terbarukan AS, senilai US$ 4,75 miliar atau Rp 79,66 triliun (kurs Rp 16.770/US$). Akuisisi ini memungkinkan Google membawa pasokan energi bersih untuk pengembangan pusat data (data center) miliknya.

Google telah memiliki saham minoritas di perusahaan tersebut dalam putaran pendanaan sebelumnya. Akuisisi ini mencakup tim Intersect dan beberapa gigawatt proyek energi dan pusat data yang sedang dalam pengembangan, atau dalam pembangunan, dari kemitraan sukses mereka yang sudah ada dengan Google.

Intersect juga akan menjajaki berbagai teknologi baru untuk meningkatkan dan mendiversifikasi pasokan energi, sembari mendukung investasi pusat data Google di Amerika Serikat (AS) untuk memenuhi permintaan pelanggan dan pengguna Cloud mereka.

Operasional Intersect Tetap Terpisah dari Alphabet dan Google

Operasional Intersect akan tetap terpisah dari Alphabet dan Google dengan merek Intersect. Mereka akan bermitra erat dengan tim infrastruktur teknis Google, melanjutkan pekerjaan pada proyek bersama yang sedang dalam pengembangan, maupun proyek yang baru. Kerja sama ini mencakup pusat data dan lokasi pembangkit listrik pertama yang diumumkan bersama oleh kedua perusahaan, yang sedang dibangun di Haskell County, Texas.

Aset operasi Intersect yang ada di Texas, serta aset operasi dan dalam pengembangan di California, tidak akan menjadi bagian dari akuisisi ini. Aset-aset tersebut akan terus beroperasi sebagai perusahaan independen, didukung oleh investor yang ada, yaitu TPG Rise Climate, Climate Adaptive Infrastructure, dan Greenbelt Capital Partners. Intersect mengharapkan transisi yang lancar dan kelangsungan layanan bagi pelanggan aset-aset tersebut.

“Intersect akan membantu kami memperluas kapasitas, beroperasi lebih gesit dalam membangun pembangkit listrik baru seiring dengan beban pusat data baru, dan menata ulang solusi energi untuk mendorong inovasi dan kepemimpinan AS,” kata Sundar Pichai, CEO Google dan Alphabet, seperti dikutip dari Solar Power World Online.

“Intersect selalu fokus menghadirkan inovasi ke industri ini dan kami berharap dapat berakselerasi dalam skala besar sebagai bagian dari Google,” kata Sheldon Kimber, pendiri dan CEO Intersect. “Infrastruktur modern adalah landasan daya saing Amerika dalam kecerdasan buatan (AI). Kami sependapat dengan Google bahwa inovasi energi dan investasi masyarakat adalah pilar dari apa yang harus terjadi selanjutnya.”

Kesepakatan ini tunduk pada ketentuan penutupan yang lazim dan diantisipasi selesai pada paruh pertama tahun 2026.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Warga DKI Jakarta Harus Tahu, Simak Rekayasa Lalin di Sekitar TMII dan Ragunan pada Malam Tahun Baru
• 1 jam lalutvonenews.com
thumb
Indeks Kepercayaan Industri Melambat, Pengusaha Tunggu Kebijakan Pemerintah 2026
• 2 jam lalukumparan.com
thumb
Viral Ludahi Kasir, Dosen UIM Makassar Dipecat
• 21 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Ketua AEI Armand Hartono Bicara Kinclongnya Pasar Saham RI pada 2025
• 4 jam lalubisnis.com
thumb
Ungkap Kejahatan Transnasional, Polri Tangkap dan Serahkan 14 Buron Interpol Red Notice
• 7 jam lalutvonenews.com
Berhasil disimpan.