JAKARTA, KOMPAS.TV – Pakar geologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Dwikorita Karnawati, mengingatkan pemerintah perlu memasang sistem peringatan dini banjir bandang di kawasan terdampak bencana.
Menurut Dwikorita, hal yang perlu menjadi perhatian dalam membangun hunian tetap (huntap) bagi korban bencana banjir bandang dan longsor di Sumatera adalah memastikan lokasinya tidak akan terkena banjir bandang lagi.
Hal itu, kata dia, penting diperhatikan karena banjir bandang merupakan proses berulang.
“Karena banjir bandang itu proses yang berulang. Seberapa lama pengulangannya, tergantung tingkat kerusakan lingkungan yang ada di hulu,” jelasnya dalam dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Selasa (30/12/2025), yang membahas tentang huntap dan hunian sementara bagi korban bencana Sumatera.
Baca Juga: BNPB: Presiden Harap Warga Terdampak Bencana Sudah Pindah ke Huntara sebelum Ramadan
“Sebelumnya, tahun 2003 periode ulangnya 50 tahunan, tapi tahun 2025 ini periode ulangnya tinggal 22 tahunan, karena lahannya semakin terbuka,” tambah mantan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) itu.
Berkaca dari hal itu, ia berpendapat ke depan, periode ulangnya bisa kurang dari 22 tahun.
Setelah memastikan lokasi hunian tidak akan terdampak banjir bandang lagi, kata dia, pemerintah perlu memasang sistem peringatan dini banjir bandang.
“Nah kemudian setelah paham tentang memastikan tidak akan terdampak, tetap perlu dipasang sistem peringatan dini. Sistem peringatan dini banjir bandang, bukan peringatan dini cuaca,” tegas Dwikorita.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV
- dwikorita karnawati
- pakar geologi
- banjir bandang
- peringatan dini
- peringatan dini banjir bandang
- bencana sumatera




