Banda Aceh: Pemerintah Aceh memastikan seluruh aktivitas Belajar Mengajar (PBM) semester genap tahun ajaran 2025/2026 akan dimulai secara serentak pada 5 Januari 2026. Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, M. Nasir, menegaskan bahwa kendala infrastruktur akibat bencana tidak boleh menjadi alasan terhentinya hak pendidikan anak-anak Aceh.
“Kondisi di lapangan memang menantang, di mana ada 78 unit sekolah yang masuk kategori rusak berat. Namun, saya instruksikan agar proses belajar mengajar tetap dilaksanakan. Pendidikan harus hadir sebagai pemberi kepastian di tengah situasi bencana,” kata Nasir, Selasa, 30 Desember 2025.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Aceh sekaligus Juru Bicara Posko Penanganan Bencana, Murthalamuddin. Foto: Istimewa
Ia menambahkan, aktivitas sekolah bukan sekadar transfer ilmu, melainkan faktor krusial dalam proses pemulihan psikologis siswa yang menjadi korban bencana.
"Kehadiran siswa di sekolah akan membantu mereka kembali ke ritme hidup normal, yang merupakan bagian penting dari pemulihan pascabencana," ujar Nasir.
Baca Juga :
Sebulan Pascabanjir, 37 Desa di Aceh Tengah Masih TerisolasiPlt Kepala Dinas Pendidikan Aceh sekaligus Juru Bicara Posko Penanganan Bencana, Murthalamuddin, telah mengeluarkan instruksi resmi kepada seluruh kepala sekolah tingkat SMA di Aceh.
“Bagi sekolah yang mengalami kerusakan berat sehingga ruang kelas tidak dapat digunakan, kami instruksikan untuk menggunakan sarana darurat. PBM tidak boleh berhenti. Kami telah meminta para kepala sekolah untuk memastikan ketersediaan tempat belajar sementara agar siswa tetap bisa masuk sesuai jadwal,” jelas Murthalamuddin.
Sekolah di Kabupaten Aceh Tamiang memulai kembali aktivitas belajar mengajar. Dokumentasi/ Istimewa
Murthalamuddin menekankan bahwa peran guru pada awal masuk sekolah nanti akan difokuskan pada pemulihan psikis siswa. Para tenaga pendidik diminta untuk tidak langsung membebani siswa dengan materi pelajaran yang berat, melainkan menggunakan pendekatan persuasif.
“Guru memiliki peran ganda saat ini, yakni sebagai pendidik sekaligus pendamping psiko sosial bagi siswa. Kami mendorong para guru mengedepankan pendekatan persuasif dan merangkul siswa secara psikologis agar semangat belajar mereka kembali pulih,” pungkas Murthalamuddin.
Berdasarkan data terbaru dari Posko Penanganan Bencana Meteorologi Pemerintah Aceh, tercatat dari 555 unit SMA di seluruh Aceh, sebanyak 214 unit terdampak banjir dan tanah longsor. Wilayah terdampak paling parah meliputi Kabupaten Pidie Jaya, Aceh Utara, Kota Langsa, dan Aceh Tamiang.



