Irjen Pol Anwar Asisten Sumber Daya Manusia (ASSDM) Kapolri memaparkan kondisi pembinaan dan pendidikan sumber daya manusia Polri sepanjang 2025.
Satu di antara sorotan utamanya adalah rasio jumlah personel Polri dengan penduduk Indonesia yang saat ini berada di angka 1 banding 66.
Hal tersebut disampaikan Anwar dalam Rilis Akhir Tahun 2025 Polri di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Selasa (30/12/2025).
“Rasio jumlah anggota Polri dengan jumlah penduduk di Indonesia saat ini mencapai 1 polisi berbanding 66 warga. Namun, distribusinya belum merata. Di beberapa Polda di Jawa seperti Banten, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur sudah masuk kategori merah, sementara Polda lain masih banyak kekurangan personel,” ujar Anwar.
Terkait rekrutmen anggota Polri, Anwar menegaskan seluruh proses seleksi dilaksanakan berdasarkan prinsip BETAH, yakni bersih, transparan, akuntabel, dan humanis. Prinsip tersebut diterapkan melalui sistem seleksi berbasis teknologi serta pengawasan berlapis.
“Rekrutmen Polri kami laksanakan dengan prinsip BETAH. Pengawasan tidak hanya dari internal, tetapi juga melibatkan unsur eksternal. Seleksi menggunakan computer assisted test (CAT) akademik dan psikologi, serta digitalisasi uji kesamaptaan jasmani,” katanya.
Anwar menjelaskan, hasil seleksi diumumkan secara langsung di setiap tahapan sehingga peserta yang tidak memenuhi syarat langsung dinyatakan gugur.
“Setiap tahap langsung diumumkan, tidak ada penundaan. Peserta yang tidak memenuhi syarat langsung dipulangkan,” tegasnya.
Ia merinci jumlah rekrutmen Polri dalam tiga tahun terakhir. Pada 2023, Polri merekrut 26.219 personel dan pada 2024 sebanyak 25.048 personel, yang sebagian besar difokuskan untuk mendukung pengamanan Pemilu. Sementara pada 2025, jumlah rekrutmen tercatat sebanyak 6.919 personel.
“Tahun 2025 kami merekrut 6.919 personel, terdiri dari Akpol 350 orang, Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) 250 orang, Bintara 5.363 orang, dan Tamtama 1.006 orang,” jelas Anwar.
Anwar juga menyoroti rekrutmen Bintara Kompetensi Khusus (Bakomsus) guna mendukung program ketahanan pangan dan swasembada jagung.
“Kami merekrut Bakomsus akuntansi, tata boga, dan ahli gizi untuk mendukung SPPG Polri dan ketahanan pangan,” ujarnya.
Selain itu, Polri turut merekrut putra-putri asli Papua pada 2025 dengan total 331 orang dari berbagai jalur pendidikan.
“Untuk orang asli Papua, Akpol sebanyak 4 orang, SIPSS 2 orang, Bintara 315 orang, dan Tamtama 10 orang,” ungkap Anwar.
Dalam hasil monitoring dan evaluasi rekrutmen tahun anggaran 2025, Anwar mengakui masih ditemukan sejumlah kendala. Temuan tersebut meliputi masalah kesehatan peserta, kecurangan saat pelaksanaan tes, hingga ketidaksesuaian persyaratan administrasi.
“Pada tahap pemeriksaan kesehatan, kami menemukan peserta dengan hepatitis, gangguan fungsi jantung, skoliosis, dan glukoma. Selain itu, ada juga kecurangan dalam pelaksanaan CAT dan peserta tersebut langsung didiskualifikasi,” tegasnya.
Ia menambahkan, masih ditemukan peserta yang tidak memenuhi ketentuan usia, baik kelebihan maupun kekurangan umur.
Anwar menegaskan komitmen Polri untuk menindak tegas setiap pelanggaran dalam proses seleksi.
“Proses seleksi dilaksanakan secara bersih, transparan, akuntabel, dan humanis. Setiap pelanggaran akan digugurkan, dan petugas yang terbukti membantu akan dikenakan sanksi tegas. Masyarakat tidak perlu percaya pada oknum yang menjanjikan kelulusan, karena kelulusan murni ditentukan oleh kemampuan peserta,” pungkasnya. (faz/ipg)


