Bacaan Attahiyatul adalah salah satu rangkaian doa penting dalam salat yang dibaca saat posisi duduk tasyahud, baik di rakaat tengah maupun rakaat terakhir.
Bacaan ini bukan hanya rangkaian kalimat rutin, tetapi mengandung pengakuan tauhid, salam kepada Nabi Muhammad SAW, serta kesaksian iman seorang Muslim.
Artikel Terkait: Penjelasan Salat Taubat: Waktu, Tata Cara, Bacaan, dan Keutamaannya Apa Itu Bacaan Attahiyatul dalam Salat?Attahiyatul adalah doa tasyahud yang dibaca pada saat duduk di tengah atau akhir salat, berisi pujian kepada Allah, salam kepada Rasulullah SAW, serta dua kalimat syahadat.
Dalam literatur fikih, bacaan ini sering disebut sebagai tasyahud karena inti kalimatnya adalah kesaksian seorang hamba atas keesaan Allah dan kerasulan Nabi Muhammad SAW.
Makna bacaan Attahiyatul sangat mendalam karena menggambarkan dialog spiritual hamba dengan Allah dan salam untuk Rasul saat momen agung dalam salat.
Di dalamnya terkandung kalimat penghormatan, doa keselamatan, dan pengakuan iman sehingga menjadi penutup rangkaian gerakan salat sebelum dilanjutkan dengan selawat dan salam.
Apa Bacaan Tahiyat Awal dan Akhir?Secara umum, bacaan tahiyat awal dimulai dengan kalimat Attahiyatul hingga syahadat, tanpa dilanjutkan selawat Ibrahimiyah secara lengkap.
Tahiyat awal biasanya dibaca pada rakaat kedua dalam salat yang memiliki tiga atau empat rakaat seperti Zuhur, Asar, Magrib, dan Isya.
Sementara itu, tahiyat akhir mencakup bacaan tahiyat awal lalu disempurnakan dengan selawat kepada Nabi Muhammad SAW sebelum salam.
Bacaan tahiyat akhir dibaca pada rakaat terakhir semua salat fardu, sehingga menjadi rukun penting yang mengantarkan salat menuju penutupan dengan salam.
Bacaan Tahiyat AwalArab:
ٱلتَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَٱلصَّلَوَاتُ وَٱلطَّيِّبَاتُ، ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا ٱلنَّبِيُّ وَرَحْمَةُ ٱللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، ٱلسَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَىٰ عِبَادِ ٱللَّهِ ٱلصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَآ إِلٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ ٱللَّهِ
Latin:
Attahiyyaatu lillaahi wash-shalawaatu wath-thayyibaatu.
Assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuh.
Assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahish shaalihiin.
Asyhadu allaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadan rasuulullaah.
Artinya:
“Segala penghormatan, shalawat dan kebaikan adalah milik Allah.
Keselamatan atasmu wahai Nabi, beserta rahmat Allah dan berkah-Nya.
Keselamatan atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang saleh.
Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.”
Untuk tahiyat akhir, bacaannya sama seperti tahiyat awal lalu dilanjutkan dengan selawat berikut.
Arab (lanjutan setelah tasyahud di atas):
ٱللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰٓ آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَىٰٓ إِبْرَاهِيمَ وَعَلَىٰٓ آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَّجِيدٌ.
وَبَارِكْ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰٓ آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَىٰٓ إِبْرَاهِيمَ وَعَلَىٰٓ آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَّجِيدٌ
Latin:
Allaahumma shalli ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammad,
kamaa shallaita ‘alaa Ibraahiima wa ‘alaa aali Ibraahiim, innaka hamiidum majiid.
Wa baarik ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammad,
kamaa baarakta ‘alaa Ibraahiima wa ‘alaa aali Ibraahiim, innaka hamiidum majiid.
Artinya:
“Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan kepada keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.
Dan limpahkanlah berkah kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan berkah kepada Nabi Ibrahim dan kepada keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”
Ulama sepakat bahwa tasyahud atau tahiyat akhir memiliki kedudukan wajib atau bahkan rukun dalam salat menurut sebagian mazhab, sehingga tidak boleh ditinggalkan dengan sengaja.
Namun, bagi orang yang benar-benar belum hafal, sejumlah ulama memberikan keringanan dengan membaca dari teks atau catatan ketika salat hingga bacaan tersebut dikuasai.
Selama seseorang berusaha mempelajari bacaan tahiyat akhir dan memaksimalkan kemampuan yang dimiliki, salatnya tetap dipandang sah dalam kondisi belajar.
Cara yang disarankan misalnya menempel tulisan tasyahud di depan tempat salat atau membacanya pelan dari kertas, sembari terus mengulang agar akhirnya bisa hafal di luar kepala.
Artikel Terkait: Penjelasan Salat Witir: Jumlah Rakaat, Waktu, dan Bacaan Doa Apakah Bacaan Tahiyat Akhir Bisa Disingkat?Dalam pembahasan fikih, dijelaskan bahwa ada bentuk bacaan tasyahud minimal yang sudah mencukupi kewajiban, selama mencakup inti kalimat Attahiyatul dan dua kalimat syahadat.
Sebagian ulama menerangkan bahwa tasyahud bisa dianggap sah dengan redaksi pendek yang memuat unsur inti pujian dan kesaksian, meski bacaan yang lebih panjang tentu lebih utama.
Untuk bagian selawat di tahiyat akhir, beberapa ulama menjelaskan bahwa cukup mengucapkan selawat sederhana seperti “Allahumma shalli ‘ala Muhammad” sudah dinilai memenuhi kewajiban selawat dalam tasyahud akhir.
Meski demikian, dianjurkan untuk tetap mempelajari redaksi lengkap selawat Ibrahimiyah karena pahalanya lebih besar dan lebih sesuai sunnah.
***
Arti Syafakillah, Syafakallah, Syafahullah, Syafahallah Lengkap dan Doa Orang Sakit
10 Kumpulan Doa Ayah untuk Anak Perempuan, Amalkan Setiap Hari
Bacaan Surat Al-Fatihah dan Keutamaan dari Surah Pertama Al-Qur'an





