JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta menyebutkan, 13 anak sungai yang ada di Ibu Kota masih tercemar limbah hingga saat ini.
Humas DLH Jakarta Yogi Ikhwan menjelaskan, dari hasil pemantauan di 120 titik sungai Jakarta, sebanyak 60 persen sungai masuk ke dalam kategori tercemar berat.
Kemudiam, sebanuak 34 persen lagi masuk ke dalam kategori tercemar sedang dan tujuh persen lainnya dalam kategori tercemar ringan.
Menurut Yogi, salah satu kali yang tercemar limbah dengan kategori sedang hampir berat adalah Cengkareng Drain, Pantai Indah Kapuk (PIK) 1, Penjaringan, Jakarta Utara.
"Berdasarkan hasil pemantauan disimpulkan bahwa Cengkareng drain masuk ke dalam kategori cemar sedang dan hampir masuk kategori cemar berat dengan nilai Indeks Pencemar (IP) yaitu 9,37 - 9,87," ungkap Yogi dalam keterangan tertulisnya yang diterima Kompas.com, Senin (29/12/2025).
Baca juga: DLH Catat 13 Anak Sungai di Jakarta Tercemar, tapi Warga Masih Asyik Memancing
var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=indepth, sungai tercemar, in depth, sungai tercemar di jakarta, sungai berbahaya di Jakarta&post-url=aHR0cHM6Ly9tZWdhcG9saXRhbi5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8zMC8xNjE5Mjc4MS8xMy1hbmFrLXN1bmdhaS1kaS1qYWthcnRhLW1hc2loLXRlcmNlbWFyLWxpbWJhaC1kbGgtaW5nYXRrYW4tYmFoYXlh&q=13 Anak Sungai di Jakarta Masih Tercemar Limbah, DLH Ingatkan Bahaya Memancing Ikan§ion=Megapolitan' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `Yogi menuturkan, keberadaan limbah padat seperti sampah yang dibuang sembarangan ke kali dapat menghambat aliran air. Jika kondisi ini dibiarkan dan terjadi terus menerus, maka air kali berpotensi meluap ke daratan dan menyebabkan banjir.
Sedangkan limbah cair yang tidak dikelola dengan optimal apabila masuk ke sungai dalam jumlah banyak maka akan berdampak pada penurunan konsentrasi oksigen akibat degradasi polutan limbah.
Apabila konsentrasi oksigen menurun, maka akan berdampak negatif pada makhluk hidup di dalam sungai dan dapat menyebabkan kematian biota air.
Keadaan ini akan meningkatkan sedimen pada sungai. Lalu, air sungai menjadi hitam dan berbau tidak sedap hingga berujung mengganggu ekosistem di dalamnya.
Ditengah kondisinya yang tercemar limbah, Kali Cengkareng Drain justru menjadi tempat favorit warga untuk memancing ikan.
Dalam situasi saat ini, Yogi mengingatkan agar warga tidak lagi memancing di kali atau sungai Jakarta yang sudah tercemar limbah. Sebab, kegiatan memancing ikan dapat semakin memperburuk kondisi sungai yang sudah tercemar.
"Kegiatan memancing bisa memperburuk kualitas air sungai apabila dilakukan dengan menggunakan umpan dari bahan berbahaya (non-alami)," tutur Yogi.
Baca juga: Perjuangan Siswa Muara Gembong ke Sekolah, Menembus Banjir dan Sungai
Tak hanya itu, kegiatan memancing di bantaran sungai yang sering meninggalkan sampah juga berpotensi meningkatkan pencemaran air.
Sampah bekas makanan, minuman, wadah plastik bekas membawa umpan, dan senar pancing yang sudah rusak yang dibuang sembarangan di bantaran berpotensi jatuh ke dalam kali dan membuat airnya semakin tercemar.
Di sisi lain, Yogi juga mengingatkan agar warga tidak mengonsumsi ikan hasil memancing dari kali yang tercemar limbah. Pasalnya, air sungai yang sudah tercemar limbah akan memengaruhi biota seperti ikan yang hidup di dalamnya.



