Negosiasi Tarif Mandek, Industri Garmen RI Terancam Tersingkir dari Pasar AS

katadata.co.id
6 jam lalu
Cover Berita

Produk garmen Indonesia terancam tersingkir dari pasar Amerika Serikat akibat tarif resiprokal karena harganya menjadi jauh lebih mahal dari ekspor negara pesaing seperti Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Asosiasi Pertekstilan Indonesia atau API mendata harga garmen ekspor RI saat ini bahkan sudah lebih mahal 6–8% dibandingkan produk tiga negara tersebut meskipun tarif belum berlaku.

Tarif respirokal yang dikenakan AS pada Indonesia sebesar 19%, sama halnya dengan Malaysia dan Thailand. Sementara Vietnam dikenakan tarif respirokal sedikit lebih besar yaitu 20%.

Namun demikian, ketiga negara pesaing tersebut telah menyelesaikan perjanjian dagang tarif resiprokal dengan Amerika Serikat. Hal itu membuat beberapa komoditas bebas bea masuk, termasuk garmen.

Direktur Eksekutif API Jemmy Kartiwa mengatakan kondisi tersebut menambah biaya produksi garmen di Indonesia yang selama ini lebih tinggi dari negara tetangga akibat biaya bunga, biaya energi, dan upah tenaga kerja yang lebih rendah dari Indonesia. 

"Selain itu, mereka punya biaya logistik yang lebih baik karena koneksi pelabuhan yang lebih terkoneksi. Hal ini membuat harga garmen dari Indonesia kalah akibat hal tersebut," kata Direktur Eksekutif API kepada Katadata.co.id, Selasa (30/12).

Untuk diketahui, negosiasi perjanjian dagang tarif resiprokal antara Indonesia dan Amerika Serikat belum rampung. Ketua Umum API Jemmy Kartiwa menemukan garmen tidak masuk dalam daftar komoditas yang dibebaskan dari bea masuk ke Negeri Hollywood.

Dengan demikian, keputusan pemerintah dinilai tidak melindungi jutaan pekerja industri garmen. Sebab, langkah tersebut akan membuat harga garmen nasional lebih tinggi hingga 27% di Amerika Serikat dibandingkan dari Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

"Pasar ekspor ke Amerika Serikat saat ini menjadi pasar ekspor terbesar industri garmen dan tekstil Indonesia harus mendapatkan atensi lebih serius. Ini soal hidup-matinya jutaan pekerja di sektor industri padat karya," kata Jemmy.

Jemmy mengaku sedang berusaha mendorong pabrikan garmen untuk menambah volume impor kapas dari Amerika Serikat. Langkah tersebut diharap dapat menekan tarif pada garman asal Indonesia lebih rendah dari 19%.

Sebab, peningkatan impor kapas dari Amerika Serikat merupakan salah satu langkah pengusaha menyamakan neraca dagang Indonesia dan Amerika Serikat.

”Kami benar benar berharap Presiden Prabowo dan Menko Perekonomian memberikan atensi penuh terkait negosiasi tarif. Ini bukan demi kami sebagai pengusaha, tetapi sebagai bentuk keberpihakan negara kepada dunia usaha sektor padat karya," katanya.

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan Amerika Serikat menjadi negara tujuan utama ekspor produk tekstil dan alas kaki Indonesia. Nilai ekspor alas kaki pada periode Januari-Maret 2025 mencapai US$ 657,9 juta, pakai dan aksesorisnya (rajutan) senilai US$ 629,2 juta, serta pakaian bukan rajutan sebesar tercatat US$ 568,4 juta.

Total ekspor tekstil dan alas kaki Indonesia pada periode tersebut ke AS mencapai US$ 1.855,6 juta atau sekitar Rp 31,2 triliun (menggunakan kurs JISDOR per 21 April 2025 Rp 16.808 per dolar AS).

“Dari seluruh ekspor pakaian dan aksesoris atau yang berurutan rajutan, pangsa ekspor kita ke AS adalah yang tertinggi yaitu sebesar 63,40% disusul dengan ekspor barang yang sama ke Jepang dan Korea Selatan,” kata Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (21/4).

Sebanyak 42,9% ekspor pakaian dan aksesoris yang bukan rajutan dari Indonesia ditujukan ke AS. Lalu disusul oleh Jepang dan kemudian ke Korea Selatan.

Terakhir, porsi ekspor alas kaki dari Indonesia ke AS sebesar 34,1%. Negara berikutnya terbesar tujuan ekspor alas kaki dari Indonesia adalah ke Belanda, Belgia, Jepang, dan Cina.



Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
BEI Umumkan 70 Emiten Berpotensi Delisting, Ada WSKT, WIKA hingga PPRO
• 13 jam lalukatadata.co.id
thumb
BNI Hadirkan Posko Kesehatan untuk Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
• 13 jam laluidxchannel.com
thumb
Boncos! Rugi Bandar 18 T, Citigroup Jual Bisnisnya di Sini
• 20 jam lalucnbcindonesia.com
thumb
Vinessa Inez Buktikan Bisa Raih S1 di Tengah Kesibukan Syuting dan Jadi Ibu Tunggal
• 12 jam lalugrid.id
thumb
Tutup Tahun, IHSG Mendarat di 8.646
• 9 jam lalumetrotvnews.com
Berhasil disimpan.