Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti telah menyiapkan tiga skenario penerapan kurikulum semester genap 2026 untuk wilayah terdampak bencana hidrometeorologi di Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh.
Abdul menjelaskan skenario terbagi menjadi tiga fase yakni tanggap darurat (0-3 bulan), pemulihan dini (3-12 bulan), dan pemulihan lanjutan (1-3 tahun). Fase ini disesuaikan kesiapan di masing-masing daerah. Pasalnya terdapat 4.149 sekolah yang terdampak.
Pertama, untuk tanggap darurat bentuk penerapan kurikulumnya disederhanakan menjadi literasi dasar, numerasi dasar, kesehatan dan keselamatan diri, dukungan psikososial, dan informasi mitigasi bencana.
"Kemudian pengembangan bahan belajar darurat, metode pembelajaran yang adaptif. Kemudian dukungan psikososial terintergrasi dalam pembelajaran," katanya saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa (30/12/2025).
Kemudian asesmen akan disesuaikan pada kehadiran, keamanan, dan kenyamanan murid. Fase pemulihan dini, siswa/i diajarkan mata pelajaran mitigasi bencana yang relevans serta program pemulihan pembelajaran.
Pada fase ini, jadwal siswa/i disesuaikan dengan kondisi peserta didik yang masih mengungsi, penerapan pembelajaran hybrid, serta pengelompokan berdasarkan tingkat capaian murid.
Selain itu fase pemulihan dini menerapkan sistem transisi berbasis portofolio, remedial berkelanjutan untuk murid terdampak berat, dan penilaian perkembangan sosial-emosional murid. Kemudian fase pemulihan lanjutan, di mana fasilitas sekolah membutuhkan renovasi hingga satu tahun.
"Mereka belajar integrasi permanen pendidikan kebencanaan, penguatan kualitas pembelajaran, pembelajaran inklusif berbasis ketahanan, serta sistem monitoring dan evaluasi pendidikan darurat," terangnya.
Adapun dukungan psikososial juga diberlakukan bagi para tenaga pengajar. Di sisi lain, Abdul menuturkan telah menyalurkan bantuan peralatan sekolah sebanyak 15.500. Untuk Sumatra Barat disalurkan 5.000 tools kit, Sumatra Utara sebanyak 6.500, dan Aceh 15.500.
"Kemudian tenda, 78 di Aceh, 22 di Sumbar, dan 47 di Sumut, total 147. Kemudian ruang kelas darurat ada 100 di Aceh, kemudian sumbar ada 30, sumut 30 dan total 160," pungkasnya.



