Jelajah Ekonomi, Bank Indonesia Dorong Potensi Investasi Senilai Rp8,55 Triliun di Sulsel

bisnis.com
4 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, MAKASSAR - Bank Indonesia bersama pemerintah kabupaten/kota yang ada di Sulawesi Selatan (Sulsel) tengah berusaha menjaring investor untuk merealisasikan sejumlah proyek potensial.

Dari 23 proposal Investment Project Ready to Offer (IPRO) yang telah disusun, nilai berbagai proyek tersebut mencapai sekitar Rp8,55 triliun.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Sulsel Rizki Ernadi Wimanda mengatakan, melalui 64 pertemuan meeting yang telah dilakukan dengan para calon penanam modal, 24 Letter of Intent (LoI) atau kesepakatan awal kerja sama bisnis, berhasil dihimpun.

Bahkan sebanyak 27 calon investor telah menyatakan ketertarikan dari berbagai program yang ditawarkan. 

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });

Angka tersebut diumumkan melalui pelaksanaan Anging Mammiri Business Fair (AMBF) X South Sulawesi Investment Forum (SSIF) 2025 yang berlangsung belum lama ini. Di mana jumlahnya mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu yang hanya ada 9 calon investor.

Beberapa investasi potensial di Sulsel yang saat ini serius digarap, antara lain proyek Sistem Penyediaan Air Aman di Kota Parepare, Industri Bioetanol Berbasis Limbah Pertanian di Kabupaten Bone, Stadion Untia di Kota Makassar, Industri Rumput Laut di Kabupaten Luwu, Pabrik Garam Industri di Kabupaten Jeneponto, dan Industri Penggilingan Padi di Kabupaten Luwu Timur.

"Kami bersama Forum Percepatan Investasi, Perdagangan, dan Pariwisata Sulawesi Selatan (Pinisi Sultan) telah melakukan kurasi berbagai proyek investasi strategis di seluruh kabupaten dan kota, yang dilangsungkan sejak Mei hingga Agustus 2025," kata Rizki kepada Bisnis belum lama ini.

Peluasan jaring investasi tersebut diperkuat dengan upaya percepatan realisasi ekspor oleh para usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sebagai bagian dari langkah akselerasi pilar ekonomi di Sulsel.

Bank Indonesia melalui melalui program UMKM REWAKO (Resilient, Worldclass, Agile, and Knowledgeable) telah membina 152 UMKM, di mana 70 di antaranya berhasil melakukan ekspor secara konsisten.

Bahkan pada forum AMBF X SSIF 2025, sebanyak 18 UMKM unggulan melakukan penandatanganan kerja sama dengan 30 buyer dari 17 negara. 

Yaitu dari Malaysia, China, Jepang, India, Nepal, Thailand, Azerbaijan, Maldives, Uni Emirat Arab, Iran, Mesir, Arab Saudi, Pakistan, Australia, Rusia, Belanda dan Indonesia.

Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan realisasi di kegiatan serupa tahun lalu yang hanya ada 12 buyer dari 10 negara.

"Di AMBF X SSIF 2025, kami berhasil memfasilitasi UMKM untuk membukukan komitmen ekspor senilai kurang lebih Rp228 miliar," ucap Rizki.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Bruno Fernandes Datang Latihan Meski Cedera, Ruben Amorim Pastikan Sang Kapten Tak Tampil di Laga MU Vs Wolves
• 11 jam lalutvonenews.com
thumb
Polda Sulsel dan Pemkot Makassar Kompak Tak Izinkan Penggunaan Kembang Api di Malam Tahun Baru
• 13 jam lalufajar.co.id
thumb
Banyak Rel Tersapu Banjir Sumatera, Menhub Kaji Anggaran Pengadaan Rel Kereta Baru
• 8 jam lalutvonenews.com
thumb
2.617 Personel Gabungan Amankan Aksi KSPI di Monas
• 16 jam lalutvrinews.com
thumb
Mentahkan Ide Kepala Daerah Ditunjuk DPRD, Rektor Paramadina Kenalkan Pilkada Jalan Tengah
• 17 jam lalubisnis.com
Berhasil disimpan.