Pengamat: Cara Seskab Teddy Tunjukkan Semangat Gotong Royong di Bencana Sumatra Harus Ditiru

jpnn.com
3 jam lalu
Cover Berita

jpnn.com, JAKARTA - Analis komunikasi politik Hendri Satrio (Hensa) menilai cara Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menyampaikan semangat gotong royong di tengah penanganan bencana banjir dan longsor di Sumatera harus menjadi contoh bagi pejabat lainnya.

Pendekatan ini, menurutnya, berhasil menyajikan informasi lapangan yang autentik dan membangun narasi positif kebersamaan.

BACA JUGA: Sambu Group Salurkan Bantuan Senilai Rp 500 Juta Untuk Korban Bencana Sumatra

Hensa menyoroti ilustrasi warga yang membawa durian sebagai tanda terima kasih kepada petugas bantuan, seperti yang digambarkan Teddy.

"Pernyataan Teddy soal warga tersebut tidak hanya beri info kondisi terkini di area bencana, tapi juga tunjukkan gotong royong nyata yang harus ditiru pejabat lain untuk bangun kepercayaan publik," kata Hensa kepada wartawan.

BACA JUGA: KNPI Puji Langkah DPR yang Membantu Pemerintah Tangani Bencana Sumatra

Pendekatan komunikasi seperti ini relevan di bencana kompleks seperti yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sejak akhir November 2025. Hensa menekankan, fakta lapangan konkret seperti kebersamaan warga dan petugas mampu mengurangi mispersepsi masyarakat serta dorong sinergi antarpihak.

"Dalam bencana skala besar, cara Teddy jadi kunci: jelas, berbasis pengamatan langsung, dan ciptakan aksi kolektif. Pejabat lain harus tiru agar komunikasi pemerintah lebih efektif," ujarnya.

BACA JUGA: Pimpin Rapat Pemulihan Bencana, Dasco Singgung soal Koordinasi dan Kerja Efisien

Meski narasi gotong royong ini mencerminkan nilai budaya Indonesia, Hensa ingatkan agar seimbang dengan evaluasi progres nyata, seperti koordinasi antarlembaga dan distribusi bantuan merata.

"Komunikasi baik bukan sekadar cerita, tetapi dorong respons pemangku kepentingan," tambahnya.

Hensa berharap cara Seskab jadi dasar komunikasi strategis pemerintah ke depan dalam menyampaikan informasi ke publik.

"Publik ternyata tidak butuh sekadar narasi positif, tapi transparansi keadaan yang membuat pemerintah jadi lebih terbuka ke masyarakat," pungkas Hensa.(cuy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Catatan Akhir Tahun, Bima Marzuki Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah Soal Bencana


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Muncul Friksi, Arab Saudi Ungkap Kekecewaan atas Langkah UEA di Hadramout Yaman
• 9 jam lalukumparan.com
thumb
IHSG Ditutup Menguat pada Hari Terakhir Perdagangan Saham 2025
• 9 jam lalurepublika.co.id
thumb
Awas Macet! Ini Daftar 33 Titik Penutupan Jalan dan Rute Alternatif Malam Tahun Baru 2026 di Jakarta
• 11 jam lalusuara.com
thumb
John Herdman Belum Tentu Latih Timnas Indonesia, Zainudin Amali: Masih Ada Potensi Giovanni van Bronckhorst
• 19 jam lalutvonenews.com
thumb
Permintaan Tiket Piala Dunia 2026 Tembus 150 Juta, Pecahkan Rekor Sepanjang Sejarah
• 21 jam lalupantau.com
Berhasil disimpan.