Musuh Besar AS Diguncang Demo Besar-besaran, Negara Lagi Gawat

cnbcindonesia.com
3 jam lalu
Cover Berita
Foto: Orang-orang melakukan protes terhadap pembakaran salinan Alquran di Swedia setelah melakukan shalat Jumat di Masjid Imam Khomeini, di Teheran, Iran pada 27 Januari 2023. (Anadolu Agency via Getty Images/Anadolu Agency)

Jakarta, CNBC Indonesia - Republik Islam Iran diguncang aksi protes massa terbesar dalam tiga tahun terakhir pada Senin (29/12/2025) waktu setempat. Protes ini dipicu oleh terjun bebasnya nilai tukar Rial ke rekor terendah sepanjang sejarah terhadap dolar AS, yang berujung pada pengunduran diri Kepala Bank Sentral Iran.

Mata uang Rial Iran mencatat rekor terburuk pada hari Minggu, menyentuh angka 1,42 juta per dolar AS, sebelum sedikit menguat ke 1,38 juta per dolar AS pada Senin. Sebagai perbandingan, pada 2022, Rial masih berada di level 430.000 per dolar AS. Bahkan, pada masa kesepakatan nuklir 2015, Rial diperdagangkan di angka 32.000 per dolar AS.

Tak lama, stasiun televisi pemerintah melaporkan bahwa Mohammad Reza Farzin telah resmi menanggalkan jabatannya sebagai Gubernur Bank Sentral. Langkah ini diambil di tengah kepanikan pasar dan gelombang demonstrasi yang melumpuhkan pusat-pusat perdagangan di Teheran.


Baca: Perang Meletus! Negara Arab Ini Umumkan Status Darurat 90 Hari


Kondisi ini memicu kemarahan para pedagang. Di Jalan Saadi, pusat kota Teheran, serta wilayah Shush di dekat Grand Bazaar, para pedagang dan pemilik toko melakukan aksi mogok dan menutup usaha mereka. Perlu diingat, komunitas pedagang pasar (bazaari) memiliki sejarah panjang sebagai motor penggerak politik di Iran, termasuk saat Revolusi Islam 1979.

Saksi mata melaporkan polisi mulai menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa di beberapa titik di Teheran. Aksi serupa juga dilaporkan pecah di kota-kota besar lainnya seperti Isfahan, Shiraz, dan Mashhad.

Depresiasi mata uang yang sangat cepat ini secara langsung memicu inflasi gila-gilaan. Berdasarkan data pusat statistik negara, tingkat inflasi pada Desember melonjak menjadi 42,2%.

Kenaikan harga kebutuhan pokok bahkan jauh lebih mengerikan Harga Pangan naik 72% dibandingkan tahun lalu sementara alat kesehatan & medis naik 50% dibandingkan tahun lalu.

Tekanan hidup masyarakat semakin terjepit menyusul kebijakan penyesuaian harga bensin baru-baru ini dan rencana pemerintah untuk menaikkan pajak pada tahun baru Iran yang dimulai 21 Maret mendatang.

Baca: Raja Salman Marah Besar ke UEA, Beri Ultimatum 24 Jam

Tekanan Sanksi dan Risiko Perang

Sentimen pasar semakin memburuk akibat faktor geopolitik. Ketidakpastian menyelimuti Iran pasca perang 12 hari dengan Israel pada Juni lalu. Warga Iran mengkhawatirkan konfrontasi lebih luas yang bisa menyeret Amerika Serikat.

Dari sisi ekonomi internasional, posisi Iran semakin terpojok setelah PBB memberlakukan kembali sanksi nuklir melalui mekanisme "snapback" pada September lalu. Langkah ini membekukan aset-aset Iran di luar negeri, menghentikan transaksi senjata, dan memberikan penalti pada program rudal balistik Teheran.

Aksi protes Senin ini merupakan yang terbesar sejak tahun 2022, ketika kematian Mahsa Jina Amini memicu demonstrasi nasional. Namun, kali ini, motor penggeraknya adalah isu perut dan kehancuran ekonomi yang mengancam stabilitas rezim.


(tps/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Trump Peringatkan Iran Soal Militer, Isyaratkan Tindakan Cepat

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Arsenal vs Aston Villa Jadi Laga Penentu Arah Juara Liga Primer Inggris 2025/26
• 17 jam lalugenpi.co
thumb
Pemerintah Beberkan Capaian Ekonomi 2025: Gabung BRICS-Pertumbuhan 5,04%
• 17 jam lalukumparan.com
thumb
Arus Tahun Baru Dialihkan ke Cilegon Timur, Kendaraan Padati Gerbang Tol
• 21 jam lalutvrinews.com
thumb
Turun Langsung ke Lapangan, Sukarelawan PNM Bantu Korban Banjir di Sumatra
• 17 jam lalugenpi.co
thumb
Panglima TNI Prioritaskan Membangun Hunian, Jembatan dan Layanan Publik Pascabencana
• 22 jam lalujpnn.com
Berhasil disimpan.