Jakarta (ANTARA) - Nasi biryani dengan topping daging kambing sering ada di musim perayaan dan pesta di negara India, namun mengonsumsi dalam jumlah banyak dapat berdampak pada kesehatan.
Ditulis laman Hindustan Times, Selasa (30/12), dokter spesialis gastroenterologi bersertifikasi Amerika, Dr. Palaniappan Manickam, mengklarifikasi bahwa tidak masalah untuk mengonsumsi makanan tersebut selama memperhatikan ukuran porsi.
“Daging kambing adalah protein berkualitas tinggi, tetapi juga tinggi lemak jenuh, Dan nasi biryani adalah karbohidrat yang mudah dicerna,” kata Dr. Manickam.
Menggabungkan keduanya dalam jumlah besar dalam satu kali makan akan menghasilkan dua hal yang terjadi secara instan di dalam tubuh yaitu asupan kalori yang menjadi sangat besar hingga lonjakan glukosa yang cepat.
Baca juga: VVUP ingin makan nasi padang hingga seblak saat ke Indonesia
Menurut ahli gastroenterologi, lambung tidak mengenali makanan tersebut sebagai makanan spesial, tetapi memprosesnya sebagai kombinasi besar karbohidrat dan lemak.
“Hal ini pada awalnya memperlambat pencernaan, kemudian memaksa pankreas bekerja ekstra untuk mengatasi lonjakan glukosa,” katanya.
Bagi penderita diabetes, perlemakan hati, atau kolesterol tinggi, sepiring besar biryani kambing dapat menimbulkan efek lonjakan glukosa setelah makan, memicu peradangan dengan meningkatkan beban metabolisme, serta merasa lelah dan lesu selama berjam-jam.
Menurut Dr. Manickam mengatakan nasi biryani kambing bukan dijadikan musuh namun perlu diketahui cara terbaik mengonsumsinya dengan ukuran porsi dan frekuensinya.
Ia menyarankan untuk makan nasi biryani kambing dalam porsi lebih kecil. Tambahkan juga protein lain di sampingnya dan satu cangkir sayuran tambahan. Untuk waktu menyantapnya sebaiknya lebih awal dalam rentang waktu makan, terutama sebelum matahari terbenam.
Baca juga: 15 menu bakaran favorit yang cocok untuk malam Tahun Baru 2026
Baca juga: Resep shabu-shabu Jepang, praktis untuk makanan Tahun Baru 2026
Ditulis laman Hindustan Times, Selasa (30/12), dokter spesialis gastroenterologi bersertifikasi Amerika, Dr. Palaniappan Manickam, mengklarifikasi bahwa tidak masalah untuk mengonsumsi makanan tersebut selama memperhatikan ukuran porsi.
“Daging kambing adalah protein berkualitas tinggi, tetapi juga tinggi lemak jenuh, Dan nasi biryani adalah karbohidrat yang mudah dicerna,” kata Dr. Manickam.
Menggabungkan keduanya dalam jumlah besar dalam satu kali makan akan menghasilkan dua hal yang terjadi secara instan di dalam tubuh yaitu asupan kalori yang menjadi sangat besar hingga lonjakan glukosa yang cepat.
Baca juga: VVUP ingin makan nasi padang hingga seblak saat ke Indonesia
Menurut ahli gastroenterologi, lambung tidak mengenali makanan tersebut sebagai makanan spesial, tetapi memprosesnya sebagai kombinasi besar karbohidrat dan lemak.
“Hal ini pada awalnya memperlambat pencernaan, kemudian memaksa pankreas bekerja ekstra untuk mengatasi lonjakan glukosa,” katanya.
Bagi penderita diabetes, perlemakan hati, atau kolesterol tinggi, sepiring besar biryani kambing dapat menimbulkan efek lonjakan glukosa setelah makan, memicu peradangan dengan meningkatkan beban metabolisme, serta merasa lelah dan lesu selama berjam-jam.
Menurut Dr. Manickam mengatakan nasi biryani kambing bukan dijadikan musuh namun perlu diketahui cara terbaik mengonsumsinya dengan ukuran porsi dan frekuensinya.
Ia menyarankan untuk makan nasi biryani kambing dalam porsi lebih kecil. Tambahkan juga protein lain di sampingnya dan satu cangkir sayuran tambahan. Untuk waktu menyantapnya sebaiknya lebih awal dalam rentang waktu makan, terutama sebelum matahari terbenam.
Baca juga: 15 menu bakaran favorit yang cocok untuk malam Tahun Baru 2026
Baca juga: Resep shabu-shabu Jepang, praktis untuk makanan Tahun Baru 2026



