IHSG Mentereng di 2025, Kehadiran Prabowo Dinanti di Pembukaan Perdagangan BEI 2026

wartaekonomi.co.id
5 jam lalu
Cover Berita
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) di awal tahun selalu menjadi momen yang diperhatikan pelaku pasar. Selain menandai dimulainya aktivitas perdagangan tahun berjalan, agenda ini kerap dimaknai sebagai refleksi perhatian dan dukungan pemerintah terhadap industri pasar modal nasional.

Pada pembukaan perdagangan BEI 2025 lalu, Presiden Prabowo Subianto tidak hadir dan diwakili oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Namun demikian, pasar modal Indonesia justru mencatatkan kinerja solid sepanjang tahun ini, dengan penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang signifikan hingga beberapa kali menembus rekor tertinggi sepanjang masa.

Pergerakan IHSG ditutup menguat sebesar 22,10% secara year-to-date pada level 8.644,26 pada Senin (29/12). Sebelumnya pada Senin (8/12), indeks bahkan menorehkan rekor All Time High di level 8.710,69. Penguatan tersebut diiringi peningkatan partisipasi investor serta likuiditas transaksi, yang mencerminkan optimisme pelaku pasar terhadap prospek pasar modal Indonesia.

Baca Juga: IHSG Hari Ini Ditutup Naik ke Level 8.646, CINT, PPRE dan RMKO Huni Top Gainers

Analis pasar modal Hans Kwee mengatakan bahwa kehadiran pejabat negara dalam seremoni pembukaan perdagangan memiliki makna simbolik. Menurutnya, secara langsung kehadiran Presiden atau pejabat tinggi negara bukan faktor utama penentu pergerakan IHSG, namun dapat mencerminkan dukungan dan perhatian pemerintah terhadap pasar modal.

“Kehadiran Presiden itu menunjukkan concern pemerintah terhadap industri keuangan, terutama pasar modal, meskipun memang arah pasar tetap lebih ditentukan oleh fundamental ekonomi, valuasi saham, serta sentimen global dan domestik,” ujarnya kepada media, Selasa, (30/12/2025).

Lebih lanjut lagi, Hans menilai penguatan IHSG sepanjang 2025 tidak terjadi secara instan dan bukan sekadar fenomena sesaat. Menurutnya, pasar sempat menghadapi tekanan cukup dalam pada awal tahun, termasuk koreksi tajam yang dipengaruhi oleh sentimen global.

“Awal tahun indeks berada di kisaran 7.100. Pasar sempat melemah dan bahkan mengalami trading halt pada Maret, dipicu oleh dinamika global dan kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat,” ungkapnya.

Baca Juga: Di Tengah Gejolak Global, IHSG Tetap Naik 22%

Seiring berjalannya waktu, lanjut Hans, persepsi investor terhadap risiko global dan domestik dinilai membaik. Ketidakpastian eksternal tidak lagi dipandang seburuk sebelumnya, sementara pergerakan saham-saham berkapitalisasi besar turut menopang penguatan indeks. Di sisi lain, sentimen domestik juga didukung oleh optimisme terhadap perbaikan kebijakan dan komunikasi ekonomi.

“Pasar cenderung lebih tenang ketika ada pengakuan bahwa ekonomi menghadapi tantangan dan perlu diperbaiki. Ini memberikan ruang bagi investor untuk melihat peluang jangka menengah dan panjang,” jelasnya.

Diketahui, penguatan IHSG juga sejalan dengan pertumbuhan basis investor pasar modal. Berdasarkan data BEI, per 29 Desember 2025, jumlah Single Investor Identification (SID) mencapai 20,32 juta, dengan jumlah investor saham menembus 8,59 juta. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp16.000 triliun atau setara sekitar 70 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Baca Juga: IHSG Hari Ini Dibuka Lesu ke Level 8.627, Saham MRAT Paling Ambruk

Likuiditas transaksi pun mencetak rekor baru, dengan rata-rata nilai transaksi harian mencapai Rp18,06 triliun. Data ini menunjukkan semakin besarnya peran pasar modal dalam perekonomian nasional, baik sebagai sarana investasi masyarakat maupun sumber pendanaan bagi dunia usaha.

Dengan kinerja pasar modal yang solid sepanjang 2025, perhatian kini beralih ke pembukaan perdagangan BEI 2026. Pelaku pasar menantikan sinyal kebijakan serta arah dukungan pemerintah terhadap pengembangan pasar modal ke depan, termasuk kejelasan peran pasar modal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Kehadiran Presiden Prabowo Subianto pada pembukaan perdagangan tahun 2026 pun dinilai dapat menjadi sinyal penting bagi pelaku pasar dalam menjaga momentum positif pasar modal Indonesia di tahun mendatang.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Berjuang Bangkit dari Cedera, Atlet Lempar Lembing Asal Sumut Jawab Keraguan dengan Emas SEA Games
• 23 jam lalurepublika.co.id
thumb
DJ Donny Lapor Polisi Usai Diteror Bangkai Ayam dan Bom Molotov
• 14 menit laluokezone.com
thumb
ESDM Sebut Tak Ada Kerusakan Lingkungan di WKP Baturaden, Pastikan Pengelolaan Terpantau
• 13 jam laluidxchannel.com
thumb
Daftar Kota dengan Kualitas Udara Terbaik di RI Pagi Ini, Ada Bogor dan Bekasi
• 7 jam lalukatadata.co.id
thumb
Harga Minyak Datar, Harapan Damai Rusia-Ukraina Pudar dan Ketegangan Yaman Memanas
• 6 jam laluidxchannel.com
Berhasil disimpan.