Juru Kampanye Greenpeace Kena Teror, Dapat Kiriman Bangkai Ayam

katadata.co.id
2 jam lalu
Cover Berita

Manajer Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Iqbal Damanik, mendapat ancaman teror dari orang yang tidak dikenal.

Berdasarkan keterangan resmi Greenpeace, Iqbal menemukan bangkai ayam di teras rumahnya pada Selasa (30/12) pagi tanpa pembungkus apapun. 

 “Di kaki ayam tersebut terikat plastik berisi kertas bertuliskan pesan “Jagalah ucapanmu apabila anda ingin menjaga keluargamu. Mulutmu harimaumu," katanya. 

Iqbal bercerita, pada waktu tersebut dirinya memang sempat mendengar suara ‘gedebuk’ di teras rumahnya. Namun, baru sekitar pukul 05.30 WIB, anggota keluarga Iqbal menemukan bangkai ayam tersebut. Iqbal kemudian memeriksa sambil mendokumentasikan kiriman tersebut.

Kepala Greenpeace Indonesia, Leonard Simanjuntak, menduga kiriman ini sebagai bentuk teror terhadap kerja-kerja Iqbal Damanik sebagai pengkampanye Greenpeace.

Apalagi, ada pola teror serupa yang juga menimpa masyarakat sipil, jurnalis, dan pegiat media sosial dalam beberapa waktu belakangan. Lewat media sosialnya, disjoki asal Aceh, DJ Donny, mengabarkan bahwa ia pun mendapat kiriman bangkai ayam.

Selain DJ Donny, pemengaruh dan kreator konten asal Aceh, Sherly Annavita, mengunggah kabar tentang vandalisme di mobil pribadi serta kiriman sekantung telur busuk ke tempat tinggalnya. Seperti Iqbal, keduanya juga menerima surat bernada mengancam.

“Sulit untuk tak mengaitkan kiriman bangkai ayam ini dengan upaya pembungkaman terhadap orang-orang yang gencar menyampaikan kritik atas situasi Indonesia saat ini. Ada satu kemiripan pola yang kami amati, sehingga kami menilai ini teror yang terjadi sistematis terhadap orang-orang yang belakangan banyak mengkritik pemerintah ihwal penanganan bencana Sumatera,” kata Leonard.

Belakangan ini, Iqbal Damanik melalui akun media sosial pribadinya kerap menayangkan unggahan tentang banjir Sumatera dan respons pemerintah dalam menangani bencana tersebut.

Sejumlah juru kampanye Greenpeace juga banyak bersuara lewat wawancara media maupun media sosial. Berbagai pernyataan tersebut berangkat dari temuan tim yang pergi ke lapangan pascabencana, serta temuan dan analisis Greenpeace.

Namun dalam beberapa hari terakhir, Iqbal banyak menerima serangan di kolom komentar unggahan media sosialnya, juga pesan bernada ancaman lewat direct message Instagram.

“Kritik publik, termasuk pengkampanye kami, terhadap cara pemerintah menangani banjir Sumatera ini sebenarnya lahir dari keprihatinan dan solidaritas terhadap para korban,” kata dia.

Apalagi menurutnya di balik banjir Sumatera ini ada persoalan perusakan lingkungan, yakni deforestasi dan alih fungsi lahan yang terjadi menahun, yang terjadi atas andil pemerintah juga.

“Belum lagi pemerintahan Prabowo malah akan membuka jutaan hektare lahan di Papua, yang bakal merugikan Masyarakat Adat dan memperburuk dampak krisis iklim,” ujar Leonard.

Untuk itu ia menegaskan Greenpeace Indonesia mengecam maraknya upaya teror terhadap masyarakat sipil, mulai dari aktivis, jurnalis, hingga pegiat media sosial.

Kritik publik, kata dia, mestinya tak diperlakukan sebagai ancaman, melainkan ekspresi demokrasi dan pengingat bagi kekuasaan untuk tetap akuntabel. Kebebasan berbicara merupakan hak yang dijamin dalam konstitusi.

“Upaya teror tak akan membuat kami gentar. Greenpeace akan terus bersuara untuk keadilan iklim, HAM, dan demokrasi,” tutup Leonard.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Hakim Djuyamto hingga Eks Panitera Jadi Saksi Mahkota Marcella Santoso dkk
• 1 jam lalukompas.com
thumb
BRI Resmi Jadi Mitra Perbankan FC Barcelona di Indonesia hingga 2027, Hadirkan Pengalaman Eksklusif untuk Nasabah
• 8 jam lalupantau.com
thumb
Khusus Malam Tahun Baru, LRT Jakarta Layani Penumpang Sampai Pukul 02.00 WIB
• 4 jam lalumerahputih.com
thumb
Samuel dan M Yasin 2 Tersangka Pengusiran Nenek Elina Ditangkap, Terancam 5 Tahun Penjara
• 21 jam lalurctiplus.com
thumb
Sambut Tahun Baru! Discovery SCBD Hadirkan 2 Paket Spesial dengan Sajian Musik Gratis
• 16 jam lalurepublika.co.id
Berhasil disimpan.