Jakarta, tvOnenews.com – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengungkap fakta mengkhawatirkan terkait penyebaran ideologi ekstrem Neo Nazi dan White Supremacy yang menyasar anak-anak melalui game online.
Pengungkapan tersebut merupakan hasil pemeriksaan terhadap 68 anak yang terpapar paham ekstrem sepanjang tahun 2025. Anak-anak itu tersebar di 18 provinsi dan terhubung melalui berbagai platform digital.
Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Ajun Komisaris Besar Polisi Mayndra Eka Wardhana, menyebut penyebaran ideologi kekerasan itu terjadi lewat komunitas daring tertentu hingga permainan online yang mengandung unsur kekerasan.
“Terpapar dari Berbagai platform yg beraliran True Crime Community, game online berbasis kekerasan (Gore),” kata Mayndra dikutip Rabu, 31 Desember 2025.
Meski membawa simbol dan narasi ekstrem, Mayndra menegaskan paham Neo Nazi dan White Supremacy tersebut tidak dianut sebagai ideologi murni oleh anak-anak. Ideologi itu justru dijadikan pembenaran atas tindakan kekerasan yang mereka lakukan.
"Mereka mengaku bahwa paham-paham tersebut hanya sebagai legitimasi tindakan yang mereka lakukan dalam melampiaskan dendam atau ketidaksukaan ataupun melampiaskan kekerasan,” ucap dia.
Lebih lanjut, Mayndra mengungkapkan sebagian besar senjata yang ditemukan dari anak-anak yang terpapar ideologi ekstrem tersebut bukan senjata api sungguhan. Senjata itu diperoleh dengan mudah melalui transaksi daring.
“Senjata mainan dan pisau kebanyakan dari pembelian online,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebutkan sebanyak 112 anak di 26 provinsi teradikalisasi di ruang digital melalui game online atau permainan daring dan media sosial sepanjang tahun 2025.
Kepala BNPT Komisaris Jenderal Polisi (Purn.) Eddy Hartono menyebutkan mereka berinteraksi dengan konten radikal terorisme, mengalami kerentanan psikologis, hingga terlibat dalam fenomena lone actor atau aktor tunggal tanpa adanya pertemuan fisik.
“Anak-anak yang terpapar menjadi perhatian serius negara. BNPT bersama Tim Koordinasi Perlindungan Khusus bagi Anak Korban Jaringan Terorisme terus memastikan upaya rehabilitasi, pendampingan psikososial, dan perlindungan hak anak berjalan optimal,” kata Eddy dalam acara Pernyataan Pers Akhir Tahun dan Perkembangan Tren Terorisme Indonesia Tahun 2025 di Jakarta, Selasa, seperti dipantau secara daring.


