JAKARTA, DISWAY.ID - Proses pembelajaran bagi sekolah yang terdampak banjir Sumatera direncanakan mulai berlangsung pada 5 Januari mendatang.
Mendikdasmen Abdul Mu'ti menyebut proses belajar akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
BACA JUGA:Jadwal Bioskop Trans TV Hari Ini 31 Desember 2025 Lengkap Sinopsis, Malam Tahun Baru 2026 Nonton Film Kisah Nyata
BACA JUGA:Aturan Baru Royalti Musik 2025 Nih! Kafe, Hotel hingga Bus Wajib Setor ke LMKN
"Mereka tidak harus belajar sebagaimana yang normal. Artinya mereka boleh saja tidak memakai seragam, boleh saja mereka tidak memakai sepatu dan yang lain-lainnya," kata Abdul Mu'ti di BNPB, Selasa, 30 Desember 2025.
Mu'ti menyebut pihaknya juga telah merancang kurikulum khusus. Terkait pembelajaran pada masa pemulihan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah telah menyiapkan tiga skenario pembelajaran yang akan diterapkan pada semester genap tahun 2026.
Skenario pertama adalah masa tanggap darurat selama 0 hingga 3 bulan.
Pada tahap ini, kurikulum disederhanakan menjadi kurikulum minimum esensial yang berfokus pada literasi dasar, numerasi dasar, kesehatan dan keselamatan diri, dukungan psikososial, serta informasi mitigasi bencana.
BACA JUGA:Eva Manurung Pasang Badan Bela Virgoun soal Video Syur Inara Rusli dan Insanul Fahmi: Kalaupun Anak Saya yang Sebar, Emang Kenapa?
"Kemudian juga pengembangan bahan belajar darurat, metode pembelajaran yang bersifat adaptif (artinya sangat fleksibel metode pembelajarannya), kemudian dukungan psikososial terintegrasi dalam pembelajaran, kemudian asesmen yang sangat sederhana (tidak ada asesmen formatif atau sumatif yang kompleks), fokus pada kehadiran, keamanan, dan kenyamanan murid," imbuhnya.
Selanjutnya, skenario kedua yaitu berlaku untuk jangka waktu 3 hingga 12 bulan, mengingat sejumlah sekolah membutuhkan waktu lama untuk dibangun kembali.
Adapun kurikulum yang dipakai pada skenario ini adalah kurikulum adaptif berbasis krisis, integrasi mitigasi bencana ke mata pelajaran yang relevan.
"Kemudian program pemulihan pembelajaran, pembelajaran fleksibel dan diferensiasi, jadwal disesuaikan dengan kondisi siswa yang mungkin masih mengungsi," paparnya.
BACA JUGA:Kejar Target 2 Juta Rumah, Pemerintah Siapkan Lembaga Khusus Perumahan Rakyat
Mu'ti mengatakan pihaknya akan menerapkan pembelajaran campuran atau hibrida apabila kondisi memungkinkan.
- 1
- 2
- »





