EtIndonesia. Pada tahun 1946, seorang anak laki-laki berusia enam tahun bernama Carlos Slim Helú menemukan sesuatu yang menarik di kios kecil pinggir jalan: kartu bisbol. Pada kartu-kartu itu tercetak foto para pemain tim bisbol Meksiko. Ketika seorang pemain tampil gemilang, anak-anak seusianya akan berebut membeli kartu bergambar pemain tersebut.
Helú kecil segera menyadari satu hal penting: nilai kartu bisbol bisa naik seiring prestasi pemainnya. Maka, setiap kali dia memperkirakan seorang pemain akan tampil lebih baik—atau saat dia mendapat kabar bahwa performa seorang pemain sedang menanjak—dia cepat-cepat menggunakan uang jajan dari ayahnya untuk membeli kartu tersebut dalam jumlah banyak. Setelah nilainya naik, dia menjualnya kembali dengan harga lebih tinggi.
Di usia yang masih sangat muda, Helú berhasil melipatgandakan uang jajannya hanya dengan ketajaman pengamatan dan keberanian menangkap peluang. Keberhasilan kecil ini menumbuhkan minat besar pada dunia bisnis dan investasi. Masa kecil yang penuh keyakinan itu membuatnya berani bermimpi besar: “Aku akan bekerja keras untuk menjadi orang terkaya di dunia.”
Dia menceritakan mimpinya kepada sang ayah. Bukannya menertawakan mimpi yang terdengar mustahil, ayahnya justru membacakan sebuah kutipan:
“Saat muda, aku penuh semangat dan bermimpi mengubah dunia. Namun seiring bertambahnya usia dan pengalaman, aku sadar tak mampu mengubah dunia. Aku lalu memperkecil tujuan: ingin mengubah negaraku, tapi itu pun terlalu besar. Ketika memasuki usia paruh baya, aku mencoba mengubah keluargaku sendiri—namun mereka tetap sama. Hingga di usia senja, aku akhirnya mengerti: seharusnya aku mengubah diriku terlebih dahulu. Dengan memberi teladan, mungkin aku bisa memengaruhi keluargaku; lalu negaraku; dan pada akhirnya, dunia.”
Ayahnya mengusap kepala Helú kecil dan berkata : “Kalimat ini terukir pada sebuah batu nisan di dekat Westminster Abbey. Tuhan menolong mereka yang punya mimpi dan berani mengubah diri. Nak, hidup yang dijalani dengan kecerdasan akan terus bertambah nilainya. Kamu pasti bisa.”
Helú mengangguk mantap, menyimpan kata-kata itu dalam hatinya.
Saat masuk sekolah dasar, Helú belajar dengan tekun sambil mulai mencatat pemasukan, membaca laporan keuangan, dan menjalankan usaha kecil-kecilan. Dia sabar menunggu kesempatan investasi pertama yang benar-benar berarti.
Kesempatan itu datang pada usia 11 tahun. Ketika Meksiko tengah menggenjot pembangunan ekonomi dan kekurangan dana, pemerintah menerbitkan obligasi negara. Dengan dukungan ayahnya, Helú membeli sejumlah obligasi tersebut. Keputusan ini terbukti sangat cerdas: seiring pertumbuhan ekonomi Meksiko, nilai obligasi itu melonjak lebih dari 30 kali lipat.
Empat tahun kemudian—di usia 15 tahun—berkat hasil investasinya sendiri, dia telah menjadi pemegang saham salah satu bank terbesar di Meksiko.
Pada tahun 1960, Helú diterima di Universitas Nasional Meksiko. Menariknya, dia tidak memilih jurusan ekonomi, melainkan teknik sipil. Ketika ditanya alasannya, dia tersenyum dan berkata bahwa ilmu teknik lebih melatih cara berpikirnya.
Selama empat tahun kuliah, dia tak hanya piawai menangkap peluang di pasar berjangka, tetapi juga berinvestasi pada proyek produksi botol bir. Kedua langkah ini memberinya keuntungan yang signifikan.
Kepercayaan diri, ternyata, lebih berharga daripada emas. Alam semesta berpihak pada mereka yang punya mimpi, kecerdasan, dan kemauan bekerja keras.
Setelah lulus, Helú mendirikan Grupo Carso. Dia mengakuisisi perusahaan-perusahaan yang kinerjanya buruk atau sahamnya sangat diremehkan pasar. Dengan analisis rasional, keputusan ilmiah, dan restrukturisasi manajemen, dia mengubah kerugian menjadi keuntungan. Kekayaannya bertumbuh seperti bola salju—dan wujud mimpinya semakin nyata.
Langkah kecil, dilakukan terus-menerus, akhirnya membawa hasil yang besar.
Penulis Paulo Coelho menulis dalam bukunya The Alchemist: “Tak ada hati yang terluka karena mengejar mimpi… ketika kamu sungguh-sungguh menginginkan sesuatu, seluruh alam semesta akan bersatu membantumu.”
Carlos Slim Helú—pengusaha dari negara berkembang Meksiko—memiliki kekayaan pribadi sekitar 53,5 miliar dolar AS, menghasilkan 2.200.000 dolar AS per jam. Namun dia tetap mengemudikan mobil lama berusia lebih dari sepuluh tahun dan tinggal di lingkungan perumahan biasa.
Ketika ditanya mengapa, dia menjawab dengan sederhana: “Bagi saya, uang hanyalah simbol. Yang terpenting adalah mimpi saya sejak usia enam tahun telah terwujud. Dan mimpi—itulah GPS kehidupan.”(jhn/yn)



:strip_icc()/kly-media-production/medias/5457202/original/052534000_1766990691-IMG_4518.jpg)
