Harga Tembaga Melambung 40% Sepanjang 2025 Imbas Tarif AS dan Pasokan Ketat

bisnis.com
2 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, JAKARTA — Harga tembaga menuju kenaikan tahunan terbesar sejak 2009 pada perdagangan terakhir 2025, didorong oleh spekulasi bahwa permintaan terhadap logam krusial untuk industri elektrifikasi ini akan melampaui pasokan.

Berdasarkan data Bloomberg, harga tembaga melemah ke level US$12.498 per ton di London Metal Exchange pada pukul 07.21 waktu setempat, Rabu (31/12/2025). Harga sempat menyentuh rekor US$12.960 pada Senin (29/12/2025).

Sementara itu, kontrak berjangka bijih besi relatif tidak berubah di level US$105,80 per ton di Singapore Exchange dengan kenaikan sekitar 5% sepanjang tahun ini. Komoditas utama bahan baku baja tersebut tetap menguat meskipun produksi baja China menurun dan pasokan dari tambang meningkat.

Baca Juga : Harga Emas Dunia Naik 57% pada 2025, Intip Proyeksi untuk 2026

Adapun, harga tembaga sudah mencetak serangkaian rekor tertinggi sepanjang masa dalam setahun terakhir. Tidak tanggung-tanggung, harga logam merah ini melonjak lebih dari 40% di London Metal Exchange (LME) di sepanjang 2025.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });

Kinerja harga tembaga ini merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan enam logam industri lainnya yang juga diperdagangkan di LME.

Namun, harga bergerak sedikit melemah pada hari perdagangan terakhir tahun 2025. Sementara itu, harga perak spot anjlok dan pasar saham terkoreksi yang menurunkan minat terhadap aset berisiko.

Penguatan harga tembaga juga ditopang oleh para pedagang yang berlomba-lomba mengirim komoditas logam merah ini ke Amerika Serikat untuk mengantisipasi potensi tarif.

Hal itu pun membuat pasokan menjadi ketat di wilayah lain dunia. Sementara itu, pelemahan dolar AS yang membuat komoditas lebih murah bagi pembeli dengan mata uang lain, serta reli kuat emas dan perak juga turut meningkatkan daya tarik logam industri ini.

Saat ini, jumlah emas yang dibutuhkan untuk membeli satu ton tembaga telah turun ke level terendah sepanjang sejarah. Faktor-faktor yang mendorong reli emas tahun ini juga diperkirakan akan menopang tembaga pada 2026, tulis analis China Securities Co. yang dipimpin Zhou Junzhi dalam sebuah catatan.

Mereka menyoroti pelonggaran kebijakan Federal Reserve, lonjakan industri teknologi, serta penataan ulang rantai pasok global akibat tarif AS sebagai sentimen positif bagi logam merah tersebut.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Panglima TNI Janji Tindak Tegas Provokator di Tengah Penanganan Bencana Sumatra
• 14 jam lalujpnn.com
thumb
Rute Transjakarta Ini Beroperasi sampai Dini Hari Saat Malam Tahun Baru 2026, Simak Daftarnya
• 9 jam lalukompas.tv
thumb
Kapal Pengangkut Senjata Diserang Saudi, Separatis Tolak Mundur dari Yaman
• 18 jam laludetik.com
thumb
Mendikdasmen: 85 Persen Sekolah Terdampak Bencana di Sumatera Bisa Beroperasi, 587 Masih Dibersihkan
• 18 jam laluliputan6.com
thumb
Bandingkan dengan Prabowo, Sudjiwo Tedjo: 2029 Nanti, Rakyat akan Ingat Gibran Ngasih Susu dan Buku
• 7 jam lalufajar.co.id
Berhasil disimpan.